Header Ads


Istri Disetubuhi Pacar Anak Saat Sedang Kesepian Part8


“Boleh ya, Udin sayaaannggg?”

“Bentar-bentar… kamu mamanya Mitha khan? Bukan pelacur kampung sebelah?” ujar Udin sambil menjauhkan pinggangnya dari mulut Naya. Sengaja mencegah Naya ketika ingin melahap kepala penisnya.

“Kamprett!! Lagi-lagi Udin sialan ini membandingkanku dengan pelacur murahan…” sengit Naya dalam hati. “Namun masa bodoh-lah… yang jelas, aku pengen ngerasain kenikmatan orgasme lagi…”

“Iya, aku Naya, mamanya Mitha…” ujar Naya singkat

“Yakin… kamu tante Naya? “

“Iya, emangnya kenapa?”

“Abisan…. Kok sekarang tingkah lakunya mirip pelacur?”

“Aku bukan pelacur… aku mamanya Mitha…”

“Ah, kamu bukan mamanya Mitha… kamu pasti pelacur…” canda Udin lagi sambil kembali menjauhkan batang penisnya dari mulut Naya. “Soalnya cuman pelacur yang mau nyepongin kontolku…”

“Udiinnn… siniin…”

“Ngaku dulu donk… kamu pelacur apa bukan…? Kalo kamu bukan pelacur, kamu ga boleh nyepong kontolku…” goda Udin lagi.

“Iyaaaa… Aku pelacur… aku bukan mamanya Mitha…” kata Naya. “Sekarang… kesiniin kontolmu…” tambah Naya sebelum akhirnya menerkam panjang Udin ke dalam mulutnya.

Lidah Naya segera berlari kesana-kemari, menjilati batang penis ojek kampung itu hingga benar-benar bersih dari lumuran sperma dan lendir vaginanya. Melumati kepala penis pacar putrinya sambil sesekali menyedot lubang kencing itu kuat-kuat hingga tak tersisa setetes sperma sedikit pun.

Ini adalah seks oral pertama yang pernah ia lakukan. Bagi Naya, seks oral adalah persetubuhan yang jorok, kotor dan penuh kenajisan. Sudah berulangkali Loddy mengajak Naya untuk melakukan seks oral, tapi Naya tak pernah sekalipun mengabulkan ajakan suami tercintanya.

Namun anehnya, malam ini Naya begitu antusias untuk mencoba melakukan oral seks yang tak pernah ia sukai dengan orang yang sebelumnya ia benci. Naya melakukan oral seks dengan Udin, ojek kampung bau yang memiliki batang penis ekstra besar.

“Tante tuh salah satu pelacurku…” ujar Udin sambil kembali memaju mundurkan kepala Naya ke arah Batang penisnya. “Tante, aku mau ngentotin tante lagi…” ucap Udin singkat sambil mencabut penisnya yang sudah kembali tegang dan memukul-mukulkannya ke mulut Naya. “Tante, emangnya tante selalu sebinal ini?” tanya Udin.

“Enggak… Tante tak pernah seperti ini… Sebenarnya tante malu, tapi masa bodoh…”

“Ya udah… kalo gitu sekarang tante telentang…” ucap Udin sambil mencabut batang penis panjangnya dari mulut Naya.

“Bentaran, Din… aku belum puas ngenyot-kenyot kontolmu… kesini-iiiiiinnnn…” pinta Naya binal sambil menggapai-gapai ke arah Udin.

Udin sama sekali tak menggubris permintaan Naya. Ia segera menuju kearah tubuh bawah Naya. Dengan tegasm Udin meminta Naya untuk membalikkan tubuhnya yang semula telentang menjadi tengkurap. Dan dengan cekatan, Udin mengangkat pinggang Naya guna memposisikan Naya supaya nungging.

“Aku mau DOGGY, Tan…” ujar Udin santai sambil mulai menepuk-tepukkan batang hitam kemerahan yang ada di pangkal selangkangannya dengan bersemangat.

“PEK… PEK… PEK…!” suara yang dihasilkan dari tumbukan batang penis Udin dan vagina basah Naya.

“Basah bener memek kamu, Tante… Udah sange banget ya?”

“Hhhmmm… Ho’oh…”

“Kontolku ini akan memuaskan dirimu lagi malam ini…” Perlahan-lahan, Udin mendorong kepala penis hitamnya masuk ke dalam celah kenikmatan Naya.

“Pelan-pelan, Din… sakit…” rintih Naya manja.

“Tenang, Tante… Tahan dikit… Ntar pasti enak lagi…”

“Oooouuuhhh… Pelan-pelan, Diiiinnnn… STOP! Oughhh… Stop… Memekku terasa begitu penuh…”

“Laaaaahh… Tapi khan batang kontolku belum masuk semua, Tan?”

Kalimat Udin kembali menyadarkan Naya, jika melakukan persetubuhan dengan posisi doggy ini membuat batang penis Udin yang ekstra besar ini terasa jauh lebih panjang jika dibandingkan melakukan persetubuhan dengan gaya biasa.

“Serius?” tanya Naya seolah tak percaya.

“Beneran, Tan… nih…” kata Udin yang langsung melesakkan batang penisnya hingga mentok.

“Ooouuugghhh… Besar sekali kontolmu, Din…”

“Memangnya kontol suami tante tak seperti ini ya?”

“Setengahnya pun tak sampe, Din…”

“Hahaha… “

Ketika Udin kembali mencoba melesapkan batang panjangnya dalam-dalam. Serangkaian orgasme dalam vagina Naya pun langsung terbangun kembali. Dia tidak pernah merasakan kenikmatan seperti ini dalam lima belas tahun pernikahannya.

Orgasme yang tiap kali ia rasakan ketika bersama Loddy, suaminya, terasa begitu kecil, sangat jauh berbeda dengan orgasme yang diberikan oleh Udin. Dan bedanya lagi, walau telah beberapa menit lalu Naya baru saja diberi orgasme oleh Udin, orgasme itu tak segera menghilang. Orgasme itu selalu ‘mengetuk’ dinding vagina Naya setiap kali Udin menggerakkan penisnya.

Semenit, dua menit, tiga menit.

Orgasme dari Udin tak juga kunjung berhenti. Naya mengalami Multi orgasme.

“Bentar, Din… Bentar… jangan buru-buru nyodokin kontolnya…”

“Kenapa, Tan?”

“Aku masih pengen ngerasain kedut-kedutan orgasme barusan…”

“Hahahaha…” Lagi-lagi Udin tertawa terbahak-bahak. “Tante mirip ama perawan deh, kayak nggak tahu apa-apa…”

“Ahhh, Udin… khan tante juga pengen ngerasain enaknya kedutan itu…”

“Hahaha… kalo sama Udin, tante bakal terus ngerasain kedutan itu kok… tenang saja… tante bakal ketagihan terus…” Udin kembali mempergencar sodokan batang penis pada vagina ibu satu anak itu. Makin lama makin kencang dan cepat. Hingga kedua insan yang sedang dilanda nafsu birahi ini kembali melenguh-lenguh keenakan.

 Aku Poker

No comments