Header Ads


Istri Disetubuhi Pacar Anak Saat Sedang Kesepian Part9


“Gimana rasanya kontol Udin, Tan?” tanya Udin sambil terus mempercepat tumbukan batang penisnya dalam-dalam ke celah kenikmatan Naya.

“Sssshh… enak, Din… Enak banget…” rintih Naya.

Merasa Naya sudah dimabuk birahi, tangan hitam Udin dengan perlahan mulai meremas pipi pantat Naya, mengusap dan terkadang menepuk pelan. “Goyangan pantatmu sungguh seksi, Tan…” gumamnya.

“Oooouuhh… sodokan kontolmu juga nikmat, Din…”

“CPEK…CPEK…CPEK…” Suara sodokan demi sodokan yang sudah tak lagi terhitung jumlahnya, terdengar begitu membahana. Berisik sekali.

Walau saat ini Naya sedang berada di kamar Mitha putrinya, Naya seolah tak peduli. Ia terus melenguh dan mengembik keenakan. Naya pun seolah tak peduli jika seandainya Mitha dapat mendengar persetubuhan ibunya yang dilakukan ketika ayahnya tak berada dirumah.

Lagi-lagi, Naya hanya memikirkan satu hal. Ia hanya ingin mendapatkan kenikmatan dan kepuasan maksimal dari penis ojek kampung ini. Berulang kali, Naya melenguh dan menggeleng-gelengkan kepalanya, mencoba mengimbangi kenikmatan yang diterima oleh liang vaginanya. Hingga tiba-tiba, Udin meluncurkan salah satu ibu jarinya turun ke dalam lubang anus Naya.

Naya yang merasa tekanan pada lubang pantatnya langsung menghardik lirih. “Hei, Din… Itu… Itu lubang pantatku.”

“Iya… Udin tahu, Tan…” ujar Udin santai sambil terus menggelitik lubang anus Naya dengan mendorong ke bawah ibu jarinya masuk lebih dalam.

Pada awalnya Naya merasa sangat tidak nyaman dengan apa yang ibu jari Udin lakukan pada lubang anusnya, namun karena gelinjang kenikmatan pada vaginanya semakin menggila, akhirnya Naya membiarkan ibu jari ojek kampung itu bermain-main di dalam lubang anusnya. Malah, sekarang Naya mulai menyukai gelitikan ibu jari itu.

Orgasme kedua setengahnya pun mulai datang. Dan seolah lupa akan rasa risih yang diterima Naya pada anusnya, Naya yang merasa orgasmenya akan datang beberapa saat lagi, kembali berteriak-teriak histeris.

“Ya Tuhan, Udin… entot tante, Dinn… colok bo’ol, tante… sodok, Din… Sodoookk…!!!”

Tidak mensia-siakan permintaan nakal Naya, Udin segera mendorong ibu jarinya masuk dan keluar dari lubang pantat Naya, seiring dengan sodokan batang penisnya.

“Ooouuuhhh… aku keluar lagi, Diinnn…” Satu orgasme sempurna tampaknya tak mampu dibendung Naya. Menyebabkan Naya tumbang kedepan, merangsek lembutnya kasur dengan sprei yang tak terpasang rapi.

Melihat Naya yang kelelahan, Udin mencabut penis dan ibu jarinya. Namun…
“Jangan dicabut, Din…” bisik Naya dengan nafas yang tersengal-sengal. “Jangan dicabut, Din… Lagi… Jangan pernah sekalli-kali mencabut jempolmu dari bo’olku…” suaranya begitu lembut, hingga saking lembutnya, Naya tidak yakin Udin bisa mendengarnya. “Lagi, Din… lagi…”

Ketika gelombang kedut orgasme Naya mulai mereda, Naya segera melonggarkan otot pantatnya dan menyodorkan lubang anus itu ke Udin. “Sodok bo’olku, Din…” ujarnya. Entah darimana ide buruk itu, tapi Naya sepertinya sama sekali tak menghiraukan. “Sodok, Diiinnnn…!!”

Udin tak mengira akan efek dari gelitikan ibu jari pada lubang anus Naya akan menjadi seperti ini. Ojek kampung ini merasa begitu beruntung. Ia sama sekali tak menyangka akan mendapat partner seks yang sebinal ibu satu anak ini.

“PLOP…!!” Suara batang penis Udin ketika tercabut dari kenyotan dinding vagina Naya.

Segera saja Udin membawa kemaluannya mendekat kearah lubang anus Naya yang masih kuncup saking ketatnya. Dengan penis yang masih berlumuran campuran sperma dan lendir kenikmatan ibu satu anak ini, Udin mulai melesakkan kepala penisnya ke dalam lubang anus Naya.

“Anjriiitt… tante, lubang bo’olmu sempit sekali.” jerit Udin.

Naya mendesis lirih. “Terus, Dinnn…”

Semula, Naya yang masih dalam kondisi orgasme berpikir jika Udin menyodok lubang anusnya dengan ibu jarinya, akan tetapi begitu batang kecil itu mulai masuk, ternyata pemikiran Naya salah. Yang Udin tusukkan ke lubang anus Naya bukanlah ibu jarinya, melainkan kepala penis Udin yang berukuran ekstra besar.

“Ya Tuhan… Udin… yang kamu masukkin bukan ibu jari kamu?”

“Shhh… Tan… enak banget…”

“Hhheeeggh… stop, Din… stop… besar banget…. Bool tante bisa sobek, Dinn… Stoppp…”

“Ooouuhh… ketat sekali, Tantee… “ gerutu Udin.

“Bentar lagi juga bakal terasa enak.”

“Tidak, Din… tidak… kontolmu kegedean, Din!!” mata Naya tergulung keatas karena menahan rasa sakit yang mendera lubang anusnya.

Merasa penolakan yang amat gencar dari Naya, mau tak mau membuat Udin harus memutar otak. Dan seketika, Udin mendapat jalan keluar itu. “Coba bentar ya, Tan… Udin juga pengen ngerasain enak…” pinta tukang ojek mesum itu.

“Enggak, Din… aku udah ga kuat sama sakitnya…”

“Coba nikmatin aja dulu, Tante… Udin khan pengen nyobain enaknya ngentotin bo’ol mamanya Mitha…”

“Rasanya perih banget, Din… Ga enak… Saaakiiiiit…”

“Ya udah… Kalo gitu Udin pengen nyobain di bo’ol Mitha aja…”

Mendengar kalimat Udin barusan, Naya merasa bimbang. Entah pemikiran darimana, Naya mendadak merasa cemburu pada Mitha putrinya. Tak seharusnya ia memperoleh lelaki dengan penis yang sangat memuaskan seperti ini. Udin harusnya hanya milik Naya seorang. Udin tak boleh bersama Mitha.

“Jangan, Din…!” ujar Naya dengan nada emosi yang bingung.

Naya berpikir jika kalimat “Jangan” barusan jalan tidak untuk melindungi putrinya dari kebrutalan penis Udin. Naya menipu dirinya sendiri hingga batinnaya membenarkan perselingkuhan nikmat ini.

“Jangan, Din… Jangan… Sodok bo’olku aja, Din… Jauhkan kontolmu dari pantat Mitha…” pinta Naya sambil mendorong paksa pantatnya kembali tertusuk penis besar Udin.

“Serius, Tan…?” tanya Udin yang tak percaya jika trik tentang Mitha selalu saja berhasil.

“Iya, Din… Jangan entotin bo’ol Mitha… entotin aja bo’olku, Din…”

“Hahahaha…” Udin kembali tertawa senang. “Tante Nayaku… Kamu memang pelacur murahan… Udin benar-benar beruntung bisa mendapatkanmu…”

“Udah-udah… Ntar aja rayu-rayuannya… sekarang buruan sodok bo’olku…”

“Kamu memang hot, Tan… benar-benar hot…”

Udin yang merasa mendapat persetujuan Naya, mulai melanjutkan pengeboran penisnya. Batang penis yang sudah setengah tenggelam ke dalam anus Naya, mulai ia paksa masuk kembali.

“Apa yang terjadi pada diriku? Apa aku sudah menjadi seorang pelacur murahan…?” tanya Naya dalam hati. Beberapa saat lalu, dia adalah seorang istri yang setia. Istri yang memiliki harkat dan derajat yang tinggi. Istri selalu menjaga harga diri dan kehormatannya.

Namun, hanya karena luapan nafsu birahinya, dalam waktu beberapa jam Naya telah berubah menjadi seperti seorang pelacur. Yup. Istri sekaligus pelacur bagi orang lain. Istri yang telah menelan sperma lelaki lain. Istri yang telah membiarkan penis lelaki lain menumpahkn sperma dalam vaginanya. Istri yang telah mencoba menikmati seks anal. Istri yang selalu haus akan kepuasan seksual.

 Agen Poker

No comments