Header Ads


Selingkuh Dengan Pacar Teman Kost Part 2



Waktu terdapat kesempatan, aku tanya pada Mas Mahen soal Mitha. Ternyata dia baru kenal Mitha dua minggu, dan pertemuan kesatunya di empang renang. Seminggu lantas mereka langsung pacaran, kemudian besoknya mereka mengerjakan hubungan badan. Mas Mahen baru kesatu kali tersebut bersenggama, sementara Mitha kelihatannya sudah berkali-kali, soalnya kata Mas Mahen, Mitha telah tidak perawan lagi.

Mas Mahen pun bilang, “Kata Mitha tuh si Rikha masih perawan, dianya agak menyesal pun pacaran sama Mitha, bukan sama Rikha yang masih perawan”.

Aku sempat ngobrol pun sama Rikha, yang kelihatannya cuma bersandar saja di pinggiran. Sekitar jam 19.00 kami berlalu renang dalam suasana menggigil kedinginan, kemudian setelah tersebut memanggil taksi Zebra, sebab entah kenapa, Graha Residen melulu menyediakan taksi Zebra. Tidak kuduga, ternyata taksinya lama sekali datangnya, kami ngobrol-ngobrol lama juga. Mas Mahen asyik ngobrol dengan Mitha, sementara Rikha yang sepertinya dicuekin mulai kuajak ngobrol.

Ternyata Rikha ini masih SMU ruang belajar 2. Di samping suka rokok, katanya dia pun suka minuman keras. Hmm, aku jadi mikir apakah dia pun suka obat-obatan dan.., free seks. Tapi aku tidak berani menanyakannya, terlampau dini ah. hanya yang aku perhatikan, Rikha agak tersipu-sipu membalas pertanyaanku, dan dia tidak berani menatapku secara langsung, justeru sepertinya membungkuk terus. Good sign, pikirku.

Mungkin sekitar separuh jam lantas baru taksinya datang. Lama banget sich..

Akhirnya hingga juga, setelah mengirimkan Mitha dan Rikha, saya dan Mas Mahen pulang. Aku asyik memikirkan pengalamanku barusan, menyimak orang mengerjakan hubungan seks.

Sekitar jam 20.30, Mas Mahen mengajakku pergi, mau membalikkan VCD. Ya sudah, aku ikut saja, siapa tahu disuruh makan juga, berhubung perutku mulai lapar nich. Walau naik sepeda motor, kami tidak gunakan helm, katanya lokasi persewaan VCD-nya dekat. Eh, ternyata memang dekat sekali dan tidak melalui jalan raya. Setelah tersebut Mas Mahen bertanya, “yon, aku inginkan mampir ke lokasi Mitha nich.. Kamu ikut tidak?”. Walau perutku agak keroncongan, berhubung aku “kangen” pun sama Rikha, pingin ngerjain gitu, kesudahannya aku setuju.


Sesampainya di sana, ternyata tidak sedikit orang nongkrong di ruang tamu lokasi tinggal kos itu. Uniknya, yang cewek hanya dua, Mitha dan Rikha, lainnya ciban semua, terdapat 4 orang. Aneh sekali, pikirku. Begitu sampai, Mas Mahen langsung berciuman dengan Mitha kemudian mereka langsung masuk kamar dan.., klik, Aduh.., inginkan ngapain lagi mereka, tak waras bener..

Terpaksa, sebab aku telah telanjur di sana, aku ngobrol dengan orang-orang di situ. Aku sebenarnya lebih suka membual dengan Rikha, namun sayang teman-temannya tidak jarang kali menggangguku.

“Ih anda ganteng dech, anda main seks yuk..”.

Agak senang pun aku dipuji namun main seks dengan mereka, mimpi saja tidak.

Lalu kesudahannya aku punya ide, aku tanya Rikha, “Kamu satu kamar sama Mitha, yach?”

“Tidak tuch, aku sewa kamar sendiri”, jawabnya.

Kebetulan, pikirku, “Hmm.., di mana tuch, aku lihat dong..”

Ngentot Selingkuh Pacar Teman Kost – Cerita Seks Selingkuh ¦ Sesuai perkiraanku, kesudahannya dia mau mengindikasikan kamarnya. Kamarnya serupa di depan kamar Mitha, dan lebih tidak apik dibanding kamar Mitha. Sambil pura-pura meneliti kamarnya, aku lalu memblokir pintu supaya dia tidak curiga, aku langsung bertanya padanya,

“Kamu suka bermukim di sini?”. Lalu kesudahannya kami ngobrol dan berkelakar di atas ranjangnya, bersandar di tembok. Seperti yang kuduga, dia masih terus membungkuk tersipu-sipu membalas pertanyaanku, tidak laksana waktu dia ngobrol dengan teman-temannya, menguatkan istingku bila sebetulnya dia suka padaku.

Di tengah-tengah obrolan, aku tanya, “Rikha, anda kan suka ngerokok, apa tidak dimarahi cowokmu tuh?”.
Dia tertawa kecil, kemudian menjawab, “Suka-suka aku dong, yon, aku belum punya cowo tuch..”.
Ahh.., kebetulan sekali, pikirku, kemudian aku menggodanya, “Ah masa..? Aku tidak percaya ah.., Kamu kan cantik.., pasti tidak sedikit cowok yang ngelirik kamu..”
Rupanya dia agak GR pun dengan pujianku, lalu seraya ketawa lirih dia hanya bilang, “Ah kamu..”.
“Iya bener lhoh..”

Dia diam sebentar, kemudian dia menoleh ke arahku, dan mulai memandangku. Aku menatapnya, kemudian aku tersenyum. Kami berpandangan sejumlah saat. Hmm, alangkah cantiknya dia, pikirku.

Merasa terdapat kesempatan, segera kuarahkan tangan kananku pelan-pelan ke tangan kirinya, kemudian kugenggam dan kuremas pelan-pelan. Dia agak kaget dan menghela napas panjang, seolah tidak tahu apa yang mesti dia lakukan. Pelan-pelan pula, badanku kuhadapkan ke arahnya dan kutaruh tangan kiriku di pinggangnya, kemudian wajahku mulai mendekati wajahnya.

Aku mulai dapat merasakan nafasnya yang semakin cepat dan tidak beraturan. Akhirnya dia memejamkan mata, kemudian kucium lembut keningnya, kemudian pipi kanannya, kemudian pipi kirinya. Aku terdiam sebentar. Matanya masih tetap terpejam. kemudian perlahan-lahan kucium bibirnya yang lembut itu. Dia menjawab dengan menggerak-gerakkan mulutnya. Aku memeluknya, kemudian kami saling mengulum bibir, kemudian memainkan lidah.., Hmm nikmat sekali.

Beberapa ketika kemudian, aku hentikan permainan bibir tersebut lalu aku terdiam. Matanya terbuka, tatap matanya serasa laksana bertanya-tanya. Lalu aku menciumi bibirnya lagi seraya pelan-pelan merebahkannya di atas ranjang. Dia menurut keterangan dari saja, membuatku semakin bernafsu. Lalu aku cium dia pelan-pelan sementara tanganku meraba-raba dan meremas-remas payudaranya yang lumayan besar, “Emhh.., Emh..” dia hanya melenguh saja menciptakan gairahku menjadi semakin naik saja.

Segera kusingkapkan T-Shirt yang dipakainya ke atas, kemudian kuciumi dan kujilati dadanya yang aduhai itu, “Ahh.., Emhh..”, badannya bergoyang-goyang kecil, menciptakan nafsuku semakin naik. Waktu inginkan kubuka kancing BH-nya, dia mengusung badannya sampai-sampai memudahkanku, kemudian kujilati putingnya dan kuhisap-hisap selama sejumlah menit, “Emhh.., Ahh.., Ahh..”

Aku telah tidak tahan lagi, langsung kubuka celana panjangnya kemudian kupelorotkan, kujilati kemaluannya dari luar sebentar, kemudian segera kupelorotkan juga. Hmm.., ternyata rambut kemaluannya masih lebat, jauh lebih lebat daripada kakaknya, sementara lubang kemaluannya masih paling rapat.

Ahh.., baru percaya aku bila dia masih perawan. Kujilati clitoris vaginanya yang paling menggairahkan itu, dia terengah-engah, “Ahh.., Ahh..”, dan sesekali tubuhnya menggelinjang. Kuhisap-hisap dan kujilati unsur dalam lubangnya. Hmm.., nikmat sekali, cairan yang terbit langsung saja kutelan.

Aku telah tidak sabar lagi, tidak hingga 5 menit aku menjilati vaginanya, segera kupelorotkan celana panjang dan celana dalamku kemudian pelan-pelan kumasukkan penisku ke dalam lubang senggama Rikha. Uhh.., agak sulit pun tapi berhubung cairannya sudah lumayan banyak, kesudahannya masuk juga, kurasakan terdapat sesuatu yang merintangi laju penisku, kelihatannya selaput daranya tetapi kuteruskan saja pelan-pelan.

“Aduh!”, pekiknya.
“Rikha, sakit ya? Tahan ya..”, Aku terdiam sebentar, menunggu supaya sakitnya hilang, kemudian mulai kumasukkan lebih dalam lagi pelan-pelan.
“Rikha, masih sakit..?”.
“Iya.., tapi telah agak.., ahh..”, Pelan-pelan sekali kumaju-mundurkan penisku di dalam vaginanya. Hmm, benar-benar nikmat.., benar-benar rapat sekali vaginanya, mengapit penisku yang merasa keenakan.
“Ahh.., ahh.., hmmhh..” kesudahannya dia mulai merasa nikmat, aku jadi berani mempercepat gerakanku.


“Ahh.., Ahh.., Ahh..” Mungkin hanya sekitar 3 menit, dia telah mulai terangsang sekali.”Ah.., yon.., Ah yon.., Aku kelihatannya mau.., ahh..”, Sepertinya dia inginkan orgasme, kesudahannya kupercepat gerakanku dan, “Ahh.., Ahh nikmat yon.., aduh nikmat sekali yon..”. Aku belum orgasme, kemudian kutarik penisku dan kugesek-gesek sendiri dengan cepat dengan tanganku. “Ahh..”, kesudahannya aku orgasme juga, spermaku bertebaran di perutnya.

Setelah kami mencuci spermaku, kami mandi bersama-sama, setelah tersebut kami ngobrol-ngobrol pun di atas ranjang, seraya bermesraan layaknya orang pacaran. Tapi walaupun begitu, aku tidak menyukai dia sama sekali dan tidak memandangnya sebagai pacar, walaupun sebenarnya aku sendiri pun belum punya pacar, jahat pun yah aku.

Beberapa puluh menit lantas pintu diketuk oleh Mas Mahen dan kesudahannya kamipun pulang, hingga di lokasi tinggal sudah selama jam 11 malam. Begitu melelahkan.., tetapi begitu nikmat. Aku baru dapat tidur selama jam 2 pagi, entahlah, menginginkan macam-macam

No comments