Header Ads


Selingkuh Dengan Pacar Teman Kost Part 1


Kira kira setahun yang kemudian aku yang bermukim di kota malang pergi ke Surabaya di lokasi tinggal teman ku yang telah lama tak jumpa, sebelum aku singgah di lokasi tinggal temanku yang mana dari semenjak kecil kami sudah laksana keluarga sendiri aku berkeliling sendiri di kota Surabaya, setelah berlalu aku langsung menujku ke rumahnya mas Mahen, saat tersebut dia masih semester 6 dan adiknya ruang belajar SMA, di lokasi tinggal ini aku laksana keluarganya dengan di sambut oleh kedua orang tuanya juga.

Oya tak sempat untuk mengenalkan diriku , perkenalkan namaku Yoni, sebuah hari aku disuruh mas Mahen guna jalan jalan tak taunya mas mahen menyuruh pacaranya yang kostnya pun gak jauh dari rumahnya namanya mitha, dia cantik dengan memiliki pantat yang besar asik pun sih orangnya dengan tinggi badan 167 cm berat badan barangkali 46an kg menciptakan dia semakin seksi ialah tonjolan di toketnya yang ukurannya jumbo, mas mahen dan mba mitha duduk di depan sementara aku duduk di bagaian tengah meraka asyk ngobrol sementara akuhanya di cuekin saja , dari keliling mall hingga makan, lantas kami kembali ke kosnya mba mitha.

Setelah memakirkan mobilnya di lokasi kost kami bertiga langsung masuk ke kamar mba mitha, ketika aku masuk di kost kostnya sempat bingung ini kost atau kandang banci, soalnya ada pun banci banci yang menggoda diriku ah sudahlah lantas aku masuk ke dalam kamarnya dan di setelkan film yang mana filmnya semi seraya aku menyaksikan mas mahen dan mba mitha bermesraan di sebelahku, rupanya mba mitha di kamar tidak bermukim sendirian terdapat adiknya pun yang sempat aku kenalan namanya Rika.

Rika tak lain jauh dari kakaknya dari warna kulit dan rambut juga nyaris sama tapi guna bagian pantat dan toketnya masih lebih hebat mba mitha yang besar dan montok, namun di Rika tersebut termasuk pecandu cerutu yang berat dari tadi dia menghisap cerutu terus meski dia batuk batuk, sesudah filmnya berlalu aku mematikan televisinya dan langsung mas mahen berkata, Yon anda keluar sebentrar sama rika dong..??


Hmmm mas mahen telah ku rasakan dia sange sama pacaranya mengajak aku untuk terbit dan membual di ruang tengah, tapi ketika aku terbit dari pintu kamar kulihat rika sedang ngobrol ngobrol dengan seorang banci dan aku merasa jijik gak inginkan ikut dalam obrolannya lantas aku masuk lagi ke kamar

“lha kok masuk lagi yon, sana deh sebentar mas??
“gak inginkan mas sana terdapat banci dan aku malas guna kesana, udah deh mas aku disini saja dan gak akan lihat toh aku telah biasa untuk menyaksikan gituan, (agar meyakinkan dia), sesudah meyakinkan dia dengan debatanku kesudahannya aku diijinkan guna masuk kedalam dengan kriteriaa tidak boleh bilang sama orangtuanya , lantas aku kunci pintu kamarnya terus bersandar sambil membungkuk dengan hati yang bergembira.


Mas mahen mulai menanggalkan pakaiannya dan tiduran sementara mba mitha mencumbu dia dari atas menciumi wajahnya , kulihat mas mahen melulu diam saja, dengan mata merem melek dia mengelus ngusap pinggungnya wajah mba mitha menoleh ke arahku meyakinkan bila aku terangsang atau tidak, ya jelas terangsang lah, masak melihat urusan itu sebagai laki laki normal gak terangsang.

Apalagi di tambah dengan tadi menyaksikan film hot dan mba mitha sangat berpengalaman dengan ciumannya , mereka barangkali sering melakukan urusan itu karena sudah berpengalaman ahli , mulut mba mitha menciumi mulut mas mahen, dan tersebut jelas sekali sebab jarak dia dan aku melulu 5 tekel saja.

Ehmmm hmm dia mendesah desah, mendengar desahannya semakin membuatku semakin tegang, mba mitha mulai turun ciumannya mengarah ke ke lehernya saat tersebut mas mahen sedang memakai baju di singkapkan kerah bajunya terus menciumi hingga ke bawah, mas mahen mendesah “ahhh ahhh sayang enak sayang terusin sayang, rasanya hendak juga di ciumi oleh mba mitha namun aku masih dapat menahan diriku dan bersandar di belakang pintu.

Uhhh sstttt ahhhh mas mahen terus mendesah sebab ciumannya semakin turun mengarah ke ke perut dan di jilatinya , aku semakin terangsang dengan gerakan mba mitha, semakin turun semakin mengarah ke kea rah selakangannya di pegang reselting celana mas mahen terus di lepaskan tadinya pelan pelan terus dengan kencang secara mas mahen langsung kaget mendengar resletingnya dimulai dengan cepat, rambut mba mitha di elus elus dengan wajah mas mahen merem melek, tangan mba mitha mulai memegang batang kemaluannya dari celana dalam seraya di elus elusnya “sttt sttt ahhh” sesudah semakin tegang kontolnya tangan mba mitha masuk ke dalam celana dalam dan menerbitkan kontolnya yang tegang.

Setelah terbit dari celana dalamnya mulut mba mitha langsugng mengulum kontol mulai dari jilatan di kepala kontol terus di masukkan ke dalam mulutnya wajah mba mitha merasakan naik turun kepalanya seraya di pegangi oleh mas mahen, sialnya lagi aku melihat tersebut semakin pingin aku remas remas sendiri kontolku dengan masih bersandar di belakang pintu aku bingung mesti bagaiamana menyaksikan situasi laksana ini, kira kira dari 5 menitan mba mitha menyudahi kuluman kontol dan belum menerbitkan spermanya, “sekarang gantian sayang” mas mahen berdiri dan menanggalkan semua celananya gantian mba mitha kini terlentang di kasur.

Mas mahen gantian mengerjakan apa yang dilaksanakan oleh mba mitha, mulai mas mahen menciumi bibir hanya Mas Mahen menciumnya dengan stabil, pelan terus, bertolak belakang dengan Mitha yang style seksnya aku akui cukup unik. “Hmmh.., mymmynm..”, Sayang Mas Mahen kelihatannya tidak profesional, teknik menciumnya meski pelan, terlampau tergesa mengarah ke ke bawah.

Mitha mencoba mencungkil t-shirt Mas Mahen, kemudian Mas Mahen langsung melepasnya dan menempatkan di sebelahnya. Mas Mahenpun mulai menciumi leher Mitha. Sementara tangannya meraba-raba payudara Mitha yang aduhai,

“Hmhmhhm.., Hmhmhmh..” Mereka berdua terus mendesah keenakan. Aduh, pemandangan yang lumayan menggelikan sekaligus menggairahkan tersebut benar-benar membuatku kewalahan pada diriku sendiri, diam-diam aku mulai mencungkil t-shirt yang kupakai dan menggerayangi tubuhku sendiri.

Mas Mahen mulai tidak sabar dan langsung mencopoti kancing demi kancing yang terdapat di kemeja yang dikenakan Mitha. Tersembullah payudara Mitha yang begitu aduhai, putih mulus sekali laksana payudara Chinese, Mitha segera mengusung punggungnya, kemudian Mas Mahen menanggalkan kancing BH-nya yang berwarna krem. Wah.., payudara Mitha benar-benar besar dan menggairahkan dengan puting susunya yang tebal dan berwarna coklat tua. “Ahh.., Hmm.., Hmm..”, Mereka berdua saling melenguh masing-masing kali Mas Mahen memainkan lidahnya di atas payudara dan puting susu Mitha.

“Hmmh.., Hmhh..”, Setelah puas melumat puting susu Mitha bergantian, Mas Mahen kesudahannya menjilati perut Mitha dan hendak melepaskan roknya. Mitha mengusung pantatnya, kemudian Mas Mahen membuka risleting roknya dan pelan-pelan mencungkil rok yang digunakan Mitha. Setelah hingga di lutut, Mas Mahen berhenti dan langsung menciumi kemaluan Mitha yang masih tertutup celana dalam tersebut dengan cepat dan ganas.

“Ahh.., Ahh..”, Mitha merintih dan mendesah keras keenakan. Aku yang semenjak tadi terangsang menjadi semakin terangsang mendengar desahan Mitha yang paling menggairahkan, membuatku tidak tahan dan mulai memegangi kemaluanku sendiri, menggesek-gesekkannya dengan tanganku.

Akhirnya Mas Mahen mencungkil celana dalam Mitha dan langsung menciumi kemaluannya dengan buas sekali. Rambut di kemaluan Mitha lumayan tipis, sehingga mempermudah Mas Mahen menjilatinya sepuasnya. Sesekali kudengar “Slurrp.., slurrp..”, kelihatannya Mas Mahen suka sekali menyedot kemaluan Mitha. “Ahh.., Zan.., Ahh.., Zan.., Enak Zan..”, desahan Mitha semakin keras saja sebab merasa nikmat, seakan tidak peduli bila terdengar orang di luar.

Tidak berapa lama kemudian, Mas Mahen berhenti kemudian bertanya, “Yen, boleh sekarang?” Sambil tetap merem, Mitha hanya tersenyum dan mengangguk.

“Pelan-pelan yach..”, bisik Mitha mesra. Kemudian Mas Mahen memasukkan penisnya ke dalam kemaluan Mitha,
“Uh.., uhh.., Ahh..”, Sedikit kendala yang mereka hadapi, kini Mas Mahen telah mulai asyik menggesek-gesekkan penisnya dalam vagina Mitha.
“Ahh.., ahh.., aduh.., ahh..”, Mereka berdua saling mendesah seraya terus melanjutkan permainannya. Mitha masih tetap dengan stylenya, kadang menarikan pinggulnya pelan-pelan, kemudian cepat, pelan lagi.
“Ahh.., Ahh.., Ahh..”, Mas Mahen memaju-mundurkan badannya pelan-pelan sementara Mitha asyik menggoyang-goyangkan pinggulnya dengan tempo yang tidak beraturan. Aku jadi semakin tidak tahan menyaksikan apa yang mereka lakukan, aku segera berjalan mengarah ke kamar mandi, langsung kulepas celana panjang dan celana dalamku dan kugesek-gesek kemaluanku sendiri cepat-cepat.


“Ahh.., Hmmh.., Ahh..”, Aku mendesah-desah kecil dengan apa yang kulakukan terhadap diriku sendiri. Lalu.., “aahh..”, Aku orgasme, spermaku semuanya terjatuh di lantai kamar mandi. Tubuhku rasanya nikmat sekali sejumlah saat, kemudian terasa lemas dan kelihatannya aku merasa bersalah sudah melakukannya. Aku segera mengguyur ceceran sperma di lantai kamar mandi, melepas semua bajuku dan mandi.

Setelah segar, aku nyaris tidak percaya waktu terbit ternyata mereka tetap saja bermesraan bersetubuh. Aku langsung berjalan terbit kamar, sementara mereka tidak menghiraukanku sama sekali, benar-benar gila..!

Di luar, aku duduk-duduk saja di ruang tamu seraya ngobrol dengan Rikha dan teman-temannya yang kebetulan ciban semua. Mereka menawariku cerutu tapi aku tolak. Setelah sejumlah menit mengerjakan percakapan yang menjemukan dan buat mual, aku cuek saja dan asyik menyaksikan TV, sambil menantikan Mas Mahen dan Mitha selesai mengerjakan aktivitasnya. Menit demi menit berlalu, gila.., lama sekali.

Sekitar satu jam kemudian, muncullah mereka berdua dari pintu kamar Mitha. kisah ngentot perawan

“Gilaa..”, pikirku, lama sekali mereka begituan. Mas Mahen dan Mitha tersenyum geli kesatu kali melihatku, barangkali mereka memandang tingkahku di dalam kamar tadi lucu, kemudian Mas Mahen bertanya.
“yon, anda mau ikut renang?”.
“Mau sich.., namun aku tidak bawa celana renang tuch..”, jawabku agak kecewa.
“Tidak pa-pa kok, ntar kita dapat pinjam celana renang di sana..”.

Ngentot Selingkuh Pacar Teman Kost – Cerita Seks Selingkuh ¦ Ya sudah, kesudahannya jadi dech.., Setelah berpamitan, Mas Mahen dan aku pulang. Di lokasi tinggal kami langsung mempersiapkan segala keperluan renangnya.

Jam mengindikasikan sekitar pukul 16.30, kami bersiap pergi. Tepat masa-masa Mas Mahen berkeinginan menyalakan mobil, terdapat suara teriakan.

Ternyata sepupu Mas Mahen, “Mobilnya inginkan dibawa papanya lho..”, katanya.

“Sial!” gerutu Mas Mahen. Terus kesudahannya Mas Mahen telepon taksi, sejumlah menit lantas datang, kemudian kami ke lokasi kos Mitha dulu guna menjemput Mitha. Eh, ternyata tidak melulu Mitha yang ikut, namun adiknya, Rikha, disuruh serta.
Aku tanya pada Rikha, “Lho, kok anda ikut, katanya sakit tenggorokan. Nanti ikut renang?”.
“Iya dong.., tidak Papa, nemenin Mitha nich..” jawabnya enteng. Wah, nekat pun ini anak, pikirku.

Taksi kami langsung meluncur ke Graha Residen, di sana ada empang renangnya yang lumayan besar dan ramai, termasuk semua turis. Mitha, Rikha, dan aku yang belum dapat berenang hanya berputar-putar saja di pinggiran, sementara Mas Mahen berkelana ke sana ke ayo dengan bebasnya.

#bersambung

No comments