Header Ads


Istri Disetubuhi Pacar Anak Saat Sedang Kesepian Part5


Aku harus segera membicarakan masalah ini dengan Loddy besok… yang jelas, sekarang aku harus puas terlebih dahulu. Tapi…” tiba-tiba, Naya segera tersadar. Naya dan Mitha khan baru saja bertukar tempat tidur. Yang ada di kamar tidur Naya adalah Mitha, dan yang sedang berada di kamar Mitha adalah Naya.

“Mas, kok kamu tahu adek tidur disini?” tanya Naya sedikit heran. Alih-alih menjawab pertanyaan Naya, Loddy semakin memperdalam sodokan penisnya.

“Aaahhhsss… Maaas… Kok kamu bisa tahu adek ada disini? “ tanya Naya sambil keenakan.

Heran, bingung, sekaligus penasaran. Berjuta pertanyaan tiba-tiba timbul dalam pikiran Naya. Bagaimana suaminya bisa tahu jika dia malam ini tidur di kamar putrinya?

“Ini aneh sekali, mas… benar-benar aneh.“ gumam Naya. “Terlebih, titit kamu. Tidak seperti biasanya. Titit kamu terlalu besar, mas…”

“Ya beda lah…” ujar sosok lelaki yang masih menindih tubuh langsing Naya dan menyodok-nyodokkan sekujur batang penis panjangnya ke dalam celah kenikmatan Naya yang membanjir basah.

”Karena aku bukan suami tante…!!!”

DEG…!!!

Mendengar perkataan sosok yang sedang menyetubuhinya itu, jantung Naya seolah berhenti berdetak. Sekilas, dari suara dan cara bicaranya, Naya tahu siapa sosok yang sedang bercinta dengannya. Sekilas, dari postur tubuh, potongan rambut dan aroma tubuhnya, mia mengenali siapa sosok yang saat ini sedang menyetubuhinya. Dan sekilas, dari ukuran batang penisnya yang jauh dari normal, Naya yakin jika sosok yang sedang memberikan kenikmatan duaniawi ini adalah…

Udin!!!

“Tante bakal suka kontol panjang saya… tante bakal merasakan bagaimana kontol besar ini akan memuasin memek gatel tante…” suara mesum itu kembali terdengar dengan jelas. Suara yang beberapa saat lalu sangat ia benci. Suara yang beberapa saat lalu sangat hina ditelinganya. Suara yang jelas-jelas bukan milik suaminya.

“Udin?” tanya Naya dengan nada benar-benar panik. Sebelum ia menutuptangannya ke mulutnya.

“Iya, tante… saya Udin… pacar Mitha…”

Astaga, ternyata sosok yang saat ini sedang menyetubuhi dirinya bukahlah Lody, suami Naya. Sosok itu adalah Udin, si ojek kampung pacar Mitha, anak semata wayangnya.

Tak pernah sekalipun Naya membayangkan akan terjadinya situasi seperti ini. Naya tahu sekali akan Loddy suaminya yang sangatlah pencemburu. Senyum sedikit ke lelaki lain saja, bisa membuat Lody menjadi uring-uringan, apalagi sampai melakukan perselingkuhan. Naya tak bisa membayangkan betapa murkanya Loddy jika dia sampai tahu wanita yang ia nikahi, saat ini sedang bersetubuh dengan orang lain.

“Bangsat lo, Din… cepet cabut tititmu… Cabut…!!!” Dengan segenap tenaga, Naya berusaha mendorong tubuh Udin. Namun sekuat-kuatnya tangan ramping Naya, ia seolah mendorong tembok. Tubuh kurus Udin sama sekali tak bergerak, sedikitpun.

“Tante… Memekmu seperti memek perawan, peret banget…” kata Udin.

“Bangsat lo, Din… Bangsat… CABUUUTT…!!!” Tak kehabisan akal, Naya mulai memukul-mukulkan genggaman tangannya ke wajah tukang ojek itu.

Tapi, Udin yang sudah merasa berada diatas angin, segera menangkap kedua pergelangan tangan Naya dan langsung melentangkannya jauh-jauh kearah samping, sehingga Naya yang dalam posisi tak berdaya, lebih terlihat seperti orang yang pasrah daripada orang yang meronta-ronta.

“Bangsat lo, Din… Cabut titit lo, Din… Cabut…!!!”

Melihat Naya yang masih mencoba meronta, Udin tak kehabisan akal. Mulut dengan bibir tebalnya langsung ia majukan kedepan, menyeruput putting kiri Naya yang tegang kemerahan.

Melihat posisi yang sangat tak menguntungkan ini, “Ooouuugghhhh… Sshhh… “ mau tak mau Naya hanya bisa melengguh. “Ouuhhhggg… Bangghsaaat lo, Diinn…” ujar Naya yang seolah mencoba merasakan gelijang kenikmatan pada puting payudaranya. Sejenak rontaan tangannya mereda, dan tubuhnya melemas.

Melihat Naya yang sudah takluk akan jilatan dan kenyotan bibirnya, Udin tak langsung mendiamkan wanita jajahannya begitu saja. Dengan gerakan perlahan, Udin yang merasa jika sekujur batang penisnya sudah sepenuhnya masuk ke dalam vagina Naya, mulai menggerakkan batang panjangnya mundur

“Bener nih tante ga mau ngentot ama Udin?” tanya tukang ojek itu dengan nada menggoda sambil mulai menggerak-gerakkan batang penis yang sudah menancap dalam di vagina Naya.

Mendengar suara cabul Udin, Naya yang semula terlena seolah kembali tersadar. “Bangsat lo, Din… CABUT BANGSAT… CABUT…!!!” Naya meronta lagi sejadi-jadinya.

Udin yang masih merasa diatas angin kembali menggoda keimanan vagina Naya. Dengan tak mengurangi gerakan-gerakan menyodok pelannya, ia terus menggoda liang kenikmatan Naya dengan batang penis raksasanya. Udin tahu, jika walau Naya berkata bahwa ia sama sekali tak menginginkan persetubuhan yang terlarang ini, vagina Naya berkata hal yang berbeda.

Vagina Naya sudah sangat becek dan merekah merah. Lendir yang keluar dari akibat persetubuhan batang dan celah kenikmatan ibu satu anak ini pun tak dapat berbohong. Merembes, banjir keluar dengan derasnya dan mulai berubah menjadi busa-busa putih.

“Bener nih tante ga mau Udin entotin?” goda Udin.

“Cabut, Din… Cabuuuuuttt…!!!” Ujar Naya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Ya udah kalo tante nggak mau… Udin bakal cabut kontol ini.” ujar Udin santai. Dibenamkannya batang panjang miliknya itu untuk terakhir kalinya, sebelum ia benar-benar mencabut keluar secara perlahan.

“Ouuuhhhh…” erang Naya ketika merasakan penis besar Udin itu terbenam seluruhnya ke dalam liang kenikmatannya dan menyentuh dinding terdalam dari vaginanya. “Titit Ojek kampung ini benar-benar enak… Titit ini mampu menggelitik vagina terdalamku… Beda sekali dengan titit mas Loddy… Benar-benar beda…” galau batin Naya. Matanya terpejam, dan bibir bawahnya tergigit.

Tiba-tiba, timbul perasaan galau dari dalam pikiran Naya ketika Udin mulai mencabut batang panjang penisnya. Naya merasakan sensasi yang aneh. Naya merasa begitu kosong. Naya merasa, seperti ada kesedihan yang mendalam seiring tercabutnya penis panjang Udin dari vaginanya.

Depresi di wajah cantik Naya terlihat begitu besar, dan entah apa yang ada dipikiran Naya saat itu sehingga pada akhirnya, kaki Naya mendadak merangkul pinggang Udin, menahan gerakan mundurnya dan meminta untuk maju kembali.

“Kok kaki tante nahan pantat Udin? Tadi bilangnya suruh nyabut…”

Galau, bingung, benci, dan pingin. Semua perasaan itu bercampur menjadi satu. Memang sih, penis Loddy tak sebesar penis Udin. Penis Loddy juga tak sepanjang penis Udin. Dan yang paling nyata, penis Loddy tak seenak penis Udin.

Setetes air mata meleleh dari sudut matanya. Membayangkan kenikmatan dosa yang sedang ia lakukan. Naya harus segera memutuskan. Persetubuhan ini adalah salah. Benar-benar salah. Naya adalah wanita yang terhormat, walau ia tak menjabat apapun, namun di mata tetangga dan lingkungannya, derajat Naya cukup tinggi. Cukup disegani.

Disatu sisi, Naya sangat menginginkan persetubuhan ini, Naya sangat haus akan sensasi orgasme yang sudah lama tak ia rasakan dari penis Loddy, suaminya, dan entah kenapa, Naya mulai menikmati debaran aneh yang menggelora dalam dadanya dan vaginanya.

Namun, kembali naya bimbang, tak peduli berpedoman pada alasan apapun, namanya selingkuh adalah hal yang sangat salah. Naya harus memutuskan sesuatu. Harus…

“Entot aku, Din…” desah Naya dengan bibir yang masih tergigit.

“Hah! Udin ga salah denger nih, Tan?” tanya Udin.

“Gila! Kamu gila, Naya… kamu bakal bercinta dengan orang yang sama sekali bukan suamimu.” pikiran sehat Naya mencoba menyadarkannya. “Dia hanyalah tukang ojek…”

Tapi, benar kata pepatah “Nafsu mampu merubah segalanya…”

“Iya… Entot aku, Din… Entot aku dengan kasar…” pinta Naya dengan kalimat kotor. Pada akhirnya, Naya tak bisa lagi menghiraukan akan segala macam norma ada yang berlaku. Saat ini, hanya satu hal yang benar-benar ia inginkan. Mendapat kepuasan dengan maksimal.

Kembali, Naya menggerak-gerakkan kakinya yang masih melingkar di pinggang Udin. Kaki jenjang itu seolah meminta pinggang Udin untuk kembali maju, menabrakkan batang panjang penisnya ke liang senggamanya yang terdalam.

Bersambung ke Part 6

 Aku Poker

No comments