Header Ads


Ngajak Teman Kuliah Kencan Sex Part 2



Petualanganku tak hanya sampai bibir seksinya, gue eksplore kebawah di bongkahan dadanya, gue benamkan seluruh wajah gue disela-sela payudaranya, serasa menempel di matras yg empuk dan lembut, setelah itu langsung gue caplok payudara kirinya, gue hisap putingnya masih berwarna merah muda sambil tangan kanan gue memilin putting kanannya. “eerrrghhh….. oghhhhh!!!” desahannya hanya membuat nafsu gue terus naik.

“Ohh Anin, tetek kamu lembut banged sih”
“eeeeemmmmmm…. eeemmmm…. nyooommmmpppp…. emmmhhh… sruuuppppttt… sruppttt” Gue terus eksplore kedua payudaranya, hisapan demi hisapan, jilatan demi jilatan tak henti-hentinya gue lakukan.
“Ahhhhh, sudahh hentikannn!!” erangnya karena mungkin terasa sakit, ya gimana gak sakit, orang gue juga gigit dikit itu putting susunya.

Setelah puas dengan payudaranya gue naik lagi buat nyium bibirya, habisnya enak sih, gue emut bibir bagian atas bawah bergantian.
“nin, keluarin lidah kamu atau gue panggil bapak itu buat bantuin gue nikmatin tubuhmu!” awalnya sih Anin mau nolak tapi dengan ancaman gue dia mulai luluh sambil netesin air mata, pelan-pelan dia julurin lidahnya, setelah keluar langsung gue sikat “Slruuuurrrppphhhh” “mppphhhhhh” desahnya. Tangan kanan gue turun buat sentuh memeknya yang bersih bening seperti tanpa kaca, eh maksud gue bersih tanpa bulu, heheh, dan ketika jari gue mulai menyentuh liang kewanitaaanya dia mencoba memundurkan pinggulnya dan menepis tangan gue, tentunya langsung gue tahan dengan tangan kiri gue, gue trus raba-raba, gue coba penetrasi memeknya dengan jari-jari gue.

“hegkhhh” hanya itu yg keluar dari mulut anin, sepertinya kaget dengan perlakuanku.
“Ahhh, ternyata anget banged memekmu nin, masih sempit juga.. ooohhhh” sambil gue keluar masukin kedua jari gue
“Hyaaaakkkkkkkk, jangan dimasukin disitu akhhhh” jerit Anin sambil menutup mulutnya sendiri, dia takut kalo Bapak yang tadi denger.
“Bilang aja nikmat sayangkuuuuuhhh” ejek gue sambil gue tatap wajah melas dan pasrahnya.
“Aaahh, sakittt….” gue terus maju mundurkan jari gue dikemaluan Anin tak lupa gue sosor bibirnya biar gak teriak.
“mmppphhhh…mppphhhhh…mmmpphh” dan akhirnya Anin mulai orgasme pertamanya, banjir memeknya membasahi jari-jari gue. Badan Anin menggelinjang dan mencoba merapatkan selangkangannya.

Semakin menggila-gila gue turun dan mendekatkan wajah gue ke memeknya “Ohhh Shiiiittt, seperti yang aku bayangkan selama ini, selain kulit, memek kamu juag sering dirawat ya Aninku sayang? hahah” tawa yang penuh arti kemenangan.


Gue langsung arahkan kepala gue dan bibir gue kearah kemaluannya, gue ciumin wanginya vagina anin untuk sejenak “hhmmmm, harum banged” lalu pelan-pelan lidah gue julurkan untuk menjilati memek Anin. Nikmat bukan main yang gue rasakan sekarang, sambil gue nengok ke atas buat lihat ekspresi Anin, eh ternyata dia merem melek gitu dan ditambah lagi tangannya malah jambakin rambut gue.

“Aaaahhhh Babeee uhhhhhh” desah Anin ketika gue jilatin pinggir-pinggir vagina Anin dan mencoba menjilat masuk kedalam kemaluannya.
“Slruuuppphhhh… sllrruuuuupppp..”
“Ahhh, cukup be, cukup, aku gak sanggup gini teruss” keluhnya karena mungkin ini orgasme pertama dia.
“Slruuuppphhhh… sllrruuuuupppp.. Slruuuppphhhh… sllrruuuuupppp..” tanpa gue pedulikan gue terus lanjutin aksi gue.

Setelah puas gue jilatin memek Anin gue langsung nyosor ke bibirnya sambil menggesekan penis gua di depan memeknya “Nin gue dah gak tahan, aku masukin sekarang!” sesaat sebelum gue masukin Anin langsung mendorong gue “Nggak mau, aku gak mau masa depanku hancur kaya gini, please, sekarang apapun gue lakukan asal jangan kamu masukin punyamu ke punyaku!” Pintanya dengan penuh harap yang diwarnai dengan air mata yang berlinang dipipinya

Gue berpikir kasihan juga si Anin, begitu terlihat kesedihannya yang mendalam hidungnya sampe merah isak tangis yang gak berhenti, sebejat-bejatnya gue, gue juga masih punya hati.

“Oke, aku turutin mau kamu nin, aku juga masih punya hati, yakin kamu mau lakuin apapun?”
“iya apapun tapi jangan kamu masukin!” jawabnya dengan wajah sedikit lega
“oke, ada dua hal yg harus kamu lakukan!”
“emangg apa yg harus kulakukan?” tanyanya harap-harap cemas
“pertama, kalo kamu gak mau penis ku masuk ke dalam memekmu, sekarang kamu harus sepongin adik kecilku, karena sudah terlanjur nanggung untuk tidak dilanjutin!”
tanpa menunggu jawabannya gue langsung menekan tubuh Anin kebawah, gue gesekin penis gue ke bibir mungilnya “mmppphhhh” dia mencoba menjauhkan mukanya dari juniorku.
“kenapa? katanya apapun? atau kamu mau gue masukin ke memekmu Nin?” ancam gue dengan tegas.
“jangan, iya oke aku lakukan” dengan berat hati Anin mencoba mengangkat wajah dan membuka matanya, dia terkejut karena melihat penis gue sudah tegak dengan keras dan terlihat lebih besar, perang batin yang dirasakan Anin bisa gue rasakan, haha..

“Anin sayang, buka bibirnya, akkk!” sambil gue gesek-gesakin ujung penis gue di bibirnya. Anin mencoba membuka bibir tipis manisnya, setelah mulut mungilnya terbuka gue langsung masukin perlahan, mulai kumaju mundurkan perlahan menyodok mulut Anin, karena takut dia lepasin mulutnya dari si junior, gue pegang kepala Anin dengan kedua tangan. “mmmmphh… mpphhh” terdengar seperti lenguhan.
“Ahhh.. Ahhh… bibir kamu enak banged nin, bibir atas aja kaya gini, gimana bibir bawahnya? jadi pengen nyoba juga, haha”. Degggg seketika pergerakan anin terdiam seakan tak percaya atas apa yang ia dengar barusan.
“Eh nin, kenapa diem? jangan takut, yg barusan gue bercanda, lanjutin cepet, hisap kalo perlu” perlahan tapi pasti Anin mulai menggerakan kepalanya maju mundur, hisapan Anin mulai terasa dan membuatku mabuk kepayang, terkadang penisku terasa bersenggolan dengan lidahnya.
“ughukk.. hukk..hukk” suara Anin terbatuk-batuk akibat ulah gue yang terlalu kenceng nyodok mulutnya.
“eh sorry Nin, kekencengan ya? habisnya mulut kamu nikmat banged, haha”
“eh nin, sekarang kocokin penis gue pake tanganmu, biar cepet keluarnya!” pinta gue ke dia karena terlihat Anin kewalahan menggunakan mulutnya. Diapun dengan pelan tapi pasti ngocokin penis gue, karena sudah tidak tahan dengan service handjob Anin, gue tarik dia terus gue balikin badannya langsung gue mencoba penetrasi dari lubang belakang.

“Akkkhh, Babe apa yang kamu lakukan, kamu sudah janji kalo gak bakalan dimasukin” tanyanya seakan tak percaya atas apa yg gue lakukan kepadanya.
“iya memang tapi kan ini bukan dari lubang memekmu, sudah diam dan nikmati!”

Sebelum gue masukin, gue gesek-gesekin di belahan pantatnya, namun karena sudah terlanjur tegang dan keras tanpa pikir panjang gue pakai gaya doggy style dengan Anin, dia berusaha meronta-ronta, tapi Karena tenaga gue labih gede, gue pegang erat-erat pinggulnya dan akhirnya
“Blessss” Hal itu membuat Anin merasa sangat kesakitan “Ahhhh, sakit”

“Ahhh, nikmatnya bukan main Nin lubang pantatmu” gue goyangkan penis gue di dalam pantat Anin, Plookk..Plokk..plokk.. suara yg terdengar ketika bertabrakan dengan kedua bongkahan pantatnya yg sekal.
“Ahhh..hhhh.hhh.. uhhh.. ohhhh.. hee..eeenn..tiiiii..kkkaaaaa, tooooo…llloooooggg… sakiiittt.. beee…!” Penolakan-penolakn terus keluar dari bibir Anin, tapi gue gak memperdulikannya. Gue pompa terus sambil gue tampar-tampar pantat Anin. sampai merah

Ketika sudah lancar, gue tarik badannya biar berdiri membelakangi gue terus gue remas kedua payudaranya, Plokkk.. Ploookkk… Plookkk… Gue terus hentakan penis gue kedalam lubang pantatnya
“Lubang pantat kamu sempit banged sih nin… aacccchhhh,, mmmppphhh” rancau gue tak karuan karena memang sempit banged.
“Shhhh.. akkhhhh. akkhhhh… akkhhhh” kali ini Anin tak bisa menahan lagi desahannya. Wajah Anin yang membelakangi gue terlihat menggiurkan, air mata yang sedari tadi menghiasi pipinya sudah tak Nampak lagi karena sudah terkuras habis

Kedua tangan Anin yang bersandar di dinding untuk menahan tubuhnya, gue gunakan kesempatan ini buat terus remes toketnya dari belakang pakai tangan kanan gue, sedangkan tangan kiri gue buat pegang kepalanya biar bisa noleh kebelakang terus gue ciumin dan gue lumat bibirnya, cukup lama gue sodok terus dari belakang, dalam keadaan melumat bibir Anin gue tancapkan penis gue dalam-dalam, lalu gue lepas lumatan gue
“Nin, akkk..kuuu.. maa… uuuu.. kee…luuu.aaarrr”
“tid..daaakk.. jang..ngaannn.. dii..daa.laammm, taa..rriikk.. kee..lluuu…arrr…” tolak Anin dengan suara mendesah.


Gue semakin tak karuan menggoyangkan pinggul gue “Plokkk.. Ploookkk… Plookkk…” hanya suara itu yg terdengar dibilik kamar mandi kecil itu dan akhirnya sodokan terakhir disertai semprotan magma gue yang mengakhiri permainan ini. Gue diamkan sejenak penis gue di lubang pantat Anin, “Ahhhhhh….” rasa puas bercampur nikmat yg pernah gue rasakan, perlahan gue cabut lalu gue balik badannya trus gue peluk sambil gue bisikin “Nin, kamu ingatkan tadi baru satu syarat, dan masih ada satu hal lagi agar aku tidak merusak keperawannanmu tadi??”

Seketika Anin sadar dan baru ingat kalo ada dua hal yg harus dilakukan, dan masih ada satu hal yg belum dia ketahui apa yang harus dia lakukan supaya bisa menjaga keperawanannya.

“hik.. hikss.. tapi ?!” Anin merasa telah gue bohongin karena gue tetep pompa dia, walaupun dari belakang.
“oke nggak masalah kalo kamu gak mau, berarti kamu setuju kalo rekaman ini gue sebar dan memek kamu gue sodok sekarang” dengan sikap masa bodoh gue tarik badannya dan gue arahkan kepala penis gue didepan vagina Anin.
Deggggg . “Ahh, nggak… jangannn!!” Sontak Anin pun tak percaya atas apa yg gue lakukan, “kamu bener-bener jahat be” Perasaan campur aduk yg anin rasakan antara rasa kecewa, marah, benci kepada gue.
“hahah, terserah kamu mau bilang apa, yg jelas ada ini” sambil gue sodorin hp gue ke depan mukanya dan ditambah gesekan-gesakan kecil di mulut memeknya.
Pada akhirnya dengan berat hati Anin pun mengiyakan permintaan gue “oke, gue turutin tapi setelah itu hapus video rekaman itu”
“oke, gak masalah sayangku” gue raih kepalanya trus gue lumat lagi bibirnya.

Hanya berselang waktu sekitar 5 detik dia dorong gue dan bertanya
“lalu apa yg harus gue lakuin?”
“aku mau kamu bawa sahabat cewe kamu yg bernama Pip*t agar bisa menginap di villa yg akan gue siapin, sisanya gue yg urus”
“hah? apa yg akan kamu lakukan denganya? betapa terkejutnya Anin atas persyaratan gue.
“Nggak usah banyak nanya, turutin aja, kalo enggak..” belum selesai gue bicara, Anin mengiyakan permintaan gue.
“oke!! baiklah gue ngerti!” Perasaan Anin mulai tidak enak, dia berfikir apa yang akan gue lakukan terhadap salah satu kawan baiknya itu..

No comments