Header Ads


Kepuasan Bersama HRD

Perkenalkan nama saya Andri, kisah nyata ini bermula ketika saya mengikuti test penerimaan karyawan sebuah perusahaan di kota Mataram.
Pada hari Sabtu jam 10.20 yang telah ditentukan, saya diinterview pada session terakhir. "Saudara Andri, silakan" panggil resepsionis cewek itu mengajak saya ke sebuah ruangan.

Di ruangan itu sudah duduk seorang wanita yang cantik, seperti artis mandarin yang ternyata adalah seorang Manager HRD. Memakai setelan yang wow, dalamnya berwarna putih dan jasnya berwarna hitam serta dipadu rok mini hitam, kulitnya putih bersih karena masih ada keturunan tionghoa. Saya perkirakan umurnya masih muda sekitar 26 tahunan.

"Permisi Bu.."
"Selamat pagi, silakan duduk" sapanya ramah mempersilakan saya duduk di sofa yang cuma dibatasi dengan meja kecil hingga kami saling berhadapan. "Oh ya, kenalkan saya Vina" "Andri Bu" jawab saya sambil bersalaman dengannya. "Panggil Nci aja ya" "Iya.. Nci" Setelah acara tanya jawab mengenai bidang yang saya lamar dan bagaimana tanggapan dari perusahaan, akhirnya sampailah pada pertanyaan yang terakhir.

"Dulu apa pekerjaannya, Andri?" tanya Vina sambil menopangkan sebelah kakinya yang putih itu. Duh cantiknya cewek ini, udah putih, cantik lagi seperti artis Mandarin, pikirku. Kuperkirakan tingginya 170 cm/55 kg dengan pinggang yang langsing, pokoknya seksi deh.
"Sampai sekarang sih masih sebagai free guide" jawab saya jujur. "Maksudnya..?" "Pemandu tour lepasan untuk turis domestik, begitu"
"Oh gitu, sebetulnya perusahaan ini membutuhkan orang yang berkualitas tinggi"
"Jadi maaf ya, Andri belum bisa memenuhi syarat yang ditentukan perusahaan"
"Nggak apa-apa kok Nci, saya bisa menerimanya"
"Oh ya, saya cuma sebentar di Lombok ini, kira-kira dua mingguan" "Maksud Nci..?" tanya saya nggak ngerti.

Iklan : Mau Ngentot Tiap Hari!? Lo Perbanyak Duit Dulu Disini!

"Kalo saya minta Andi menjadi tour guide saya selama dua minggu, berapa biayanya?" "Terserah Nci aja, pokoknya ditanggung puas deh jalan-jalan ke pulau Lombok"
Jawab saya senang, meskipun tidak dapat pekerjaan tapi ada order nih, cantik lagi. "Besok ya, jam 09.00 di hotel Senggigi Beach, saya tunggu"
"Ya Nci, pasti saya datang".

Keesokan hari nya tepat jam 09.20 , saya sampai di hotel Senggigi Beach tempat Nci Vina menginap. "Selamat pagi mbak, tanya saya kepada receptionist hotel , kamar Nci Vina yang mana ya?"
"Oh, Pak Andri ya, sudah ditunggu di lobi hotel sama Ibu Vina"
"Terima kasih Mbak"
"Sama- sama"

Ternyata Nci Vina sudah menunggu di lobi dengan kaos ketat berwarna biru hingga samar-samar kelihatan payudaranya yang masih terbungkus BH menonjol di balik kaos gaulnya dan dipadu celana pendek jeans nya, kelihatannya jauh sekali dari formalitas. "Maaf Nci, kelamaan nunggu ya?"
"Nggak apa-apa kok, kamu panggil aku Vina aja ya"
"Ya Nci.. E.. Eh...Vina"

"Andri, bisa nyupir mobil kan?"
"Bisa.. emangnya kenapa?"
"Tadi saya pinjam mobil kantor untuk jalan-jalan"
"Oh, bisa kok Nci, jadi kita nggak perlu pake taksi"
"Grace pingin liat tempat gerabah dulu ya"
"Ya, ayo kita berangkat sekarang" ajak saya sambil menggandeng tangannya, rupanya Vina tidak keberatan saya gandeng tanggannya yang putih mulus itu.
Pada jam 09.40 kami berangkat ke desa Banyumulek, tempat gerabah khas Lombok yang luarnya memakai anyaman rotan itu, jaraknya di luar kota Mataram. Setelah sampai, Vina membeli beberapa gerabah hingga jam 12.10 dan kami kembali lagi ke Mataram untuk makan siang.

"Terus mau kemana lagi Vina?" tanya saya padanya dalam mobil yang akan menuju hotel.
"Temenin saya berenang yuk"
"Ayo, tapi saya nggak bawa baju renang nihh"
"Ah, gampang nanti saya beliin, gimana?"
"OK boss" Maka sampailah kami di hotel Senggigi Beach, ternyata kolam renang tidak begitu ramai dengan orang, cuma ada beberapa bule sedang berjemur.
"Tunggu di sini ya Ndri, saya mau ganti baju dulu"
celoteh Vina sambil berlalu ke ruang ganti.

Setelah beberapa saat, wow.. Vina sudah berganti dengan bikini yang seksi sekali, berwarna biru dongker cocok sekali dengan kulitnya dan payudaranya menonjol dari balik bikini nya.
"Ayo Ndri, kok bengong aja" katanya mengagetkan saya dan kami pun berenang di dalam kolam yang cukup besar itu. Kami berenang sampai jam 17.10 sore dan lalu Vina mengajak saya mengakhiri dulu acara renangnya.
"Sampai besok ya Ndri"
"Ya, sampai besok Vinaa" jawab saya sambil menelan ludah karena membayangkan betapa putih dan seksinya Vina memakai pakaian renangnya itu. Beruntung sekali jika saya bisa memeluk atau bahkan Making Love dengannya.
Aah tapi itu cuma angan-angan saya saja. Hari berikutnya saya antar Vina ke pemandian alam Suranadi, tempat air awet muda di Narmada, dan beberapa tempat wisata lainnya.
"Kita ke mall yuk" ajak Vina sambil menggandeng tangan saya mesra bagai sepasang kekasih saja.
"Ada acara apa nich ke mall?" tanya saya sambil melirik Vina yang duduk dengan santai dan seenaknya, bahkan kadang-kadang rok mininya memperlihatkan hampir separuh lebih pahanya yang putih mulus hingga si otong saya jadi tidak tenang, kapan ya bisa bergesekan dengannya, pasti sedap, pikirku.
"Saya mau beli pakaian atas nich" jawabnya. Selama sepuluh hari berlalu, kami sudah menjadi akrab sekali.

Iklan : Lo Ganteng, Pasti Banyak Cewe Nempel! Tapi Kalo Miskin Sih Mana Ada Yang Mau! Sini Gabung Biar Lo Kaya!

Siang itu Vina mengenakan kaos ketat putih bergambar panda yang dipadu dengan rok jeans mini berwarna biru dengan sabuknya yang besar, saya tidak tahu apakah ini model baju gaul jaman sekarang atau kreasi Vina sendiri.
Mall Cilinaya itu sungguh ramai pada saat hari Minggu, hingga saya bisa menggandeng pinggang Vina yang ramping itu dan wangi tubuhnya sungguh harum sekali. Rupanya Vina tidak keberatan saya peluk pinggangnya. Ini baru lumayan, pelan- pelan ada kesempatan nih.
"Kita cari baju yuk" ajaknya ke toko baju dalam mall tersebut.
"Okey.."
"Ini bagus nggak Ndri?" tanyanya sambil memperlihatkan celana pendek berwarna merah "Bagus juga kok Vina, cobain aja" jawabku.
"Iya deh" jawabnya sambil menuju ruang ganti. Tentu saja saya mengikutinya dan membantu menutup kain tempat mencoba baju itu, namun yang membuat saya berdebar-debar, ternyata ada celah sedikit untuk mengintip ruang ganti itu, mungkin saja Vina tidak tahu atau pura-pura tidak tahu.
Pertama-tama Vina membuka kaos ketat warna putihnya hingga sekarang tampak kelihatan BH warna Hitam yang sungguh indah, membuat si otongku langsung berdiri, kemudian ia mencoba celana pendek berwarna merah itu dan ternyata pas sekali dengan bentuk tubuh Vina.

Setelah cocok dan membayar harganya, saya mengajak Vina mencoba naik cidomo (semacam dokar yang ditarik oleh kuda), sedangkan mobil masih diparkir di Mall supaya aman.
"Gimana Vina, rasanya naik cidomo?" tanya saya sambil memperhatikan rok mininya yang tadi agak tersingkap pada saat naik cidomo hingga kelihatan sedikit celana dalamnya yang berwarna putih polos. Si otongpun langsung berdiri hingga celana jeans saya jadi sesak.
"Lucu ya, naik cidomo begini"
"Ya, ini namanya kendaraan tradisional khas daerah sini"
"Oh, gitu.."
Setelah bolak balik naik cidomo, kami kembali ke hotel supaya Vina bisa beristirahat. "Ndri, kamu tadi ngintip saya ya?" tanya Vina tiba-tiba sambil menatap saya lekat.
"E.. Eh.. Ya.. Nggak sengaja kok" kata saya tergagap-gagap karena kaget bahwa Vina tahu tadi saya memperhatikan wilayah pribadinya.

Saya pasrah saja kalau akan dimaki atau bahkan diusir. "Mmh.. Gitu ya"
"Maaf ya Vina, saya nggak sengaja kok, kalo Vina nggak suka saya bisa pergi sekarang kok"
jawab saya sambil akan meninggalkannya.
"Tunggu.. Ndri, sebetulnya vina nggak apa-apa kok"
"Terima kasih kalo begitu" jawab saya yang tidak jadi meninggalkannya, bahkan sempat duduk di hadapannya kembali.
"Gimana badannya vina?" tanyanya lagi dengan antusias. Wah ada kesempatan lagi, saya ingin berusaha membujuk vina supaya mau Making Love dengan saya siang ini, paling- paling ditolak atau diusir, itu resikonya.
"Seksi sekali" jawabku.
"Yang bener" tanyanya memastikan.
"Abis bodinya Vina seksi sihh, rajin fitness ya?"
"Iya, ini akibat latihan fitness"
"Ndri, masuk kamar yuk, soal nya panas di luar"
ajak Grace tiba-tiba sambil menggandeng tangan saya masuk kamar kelas VIP itu, sungguh kamar yang bagus sekali. Tiba- tiba HP Vina berdering, dan Vina menjawab TLP-nya sambil duduk di sofa.

WOW, sekarang dengan jelas sekali kelihatan CD- nya yang berwarna putih karena duduknya yang agak membuka kedua pahanya itu. Sungguh pemandangan yang indah sekali. Setelah Vina menutup TLP-nya, Vina menatap saya dengan pandangan yang lain.
"Ada apa vina?" tanya saya sambil duduk di sampingnya.
"Mungkin satu atau dua hari lagi saya kembali ke Jakarta"
jawabnya sambil menyandarkan kepalanya pada pundak saya.
"Lho, kok cepat sekali"
tanya saya sambil mengelus pundak kirinya pelan.

"Biasa, panggilan dari bos besar.."
jawabya sambil mengusap- ngusap paha kiri saya dengan mesra.
"Gimana kalo sekarang, Andri kasih hadiah"
"Hadiah apa, pasti asyik nihh?"
celoteh vina penasaran sambil menatap saya serius.
"Gimana, kalo hadiahnya berupa ciuman"
"Husssh, ngawur kamu, kan udah kukasih liat"
celotehnya sambil nyengir.
"Lho, ini kan ada rasanya"
jawab saya nggak mau kalah sambil tangan kanan saya mengusap-usap pipinya yang putih mulus.
"Geli tau.." tolaknya manja.
"Lama- lama enak kok" rayu saya sambil mencium lehernya,
bahkan menjilatinya sedikit demi sedikit supaya Vina merasakan rangsangan.
"Jang.. An.. Ndri.. Kamu.. Nakal.."
sentak Vina sambil mendorong tubuh saya, namun dorongannya malah membuat kami berdua jatuh ke sofa dengan posisi saya menindih Vina.

Iklan : Kalo Lo Kaya, Otomatis Kegantengan Lo Nambah! Gabung Sini!

Kesempatan itu tak saya sia-siakan karena langsung saja saya cium bibirnya yang merah basah. Beberapa saat Vina masih memberontak lemah dan pergumulan itu semakin membuat tangan kanan saya menekan-nekan payudaranya yang masih terbungkus kaos dan tangan kiri saya memegang kepalanya.
"Mmh.." guman Vina karena mulutnya penuh oleh lidah saya yang berusaha membelitnya dan kembali ke lehernya yang putih bersih, terus menjilatinya dengan gemas.
"Sst.. Jann.. Ngan.. Sst.." celotehan dan sedikit rintihan Vina membuat saya tahu bawah Vina sekarang agak terangsang, dan perlawanannya sudah mulai semakin lemah.
"Aduh.. Sst.. Ndri.. Pelan- pelan.." rintihnya sambil memegang tangan saya yang sedang meremas payudaranya.

Tangan saya kembali bergerilya ke bawah punggungnya, dan berusaha melepas BH Hitam nya hingga akhirnya lepas juga. Dengan tiba-tiba BH itu disentak oleh Vina sendiri hingga lepas ke lantai dan menarik kaosnya hingga ke atas.
Tampak jelas payudaranya yang putih mulus dengan putingnya yang sudah berdiri kencang.
"Ndri.. Pakai kondom ya..?"
pinta Vina sambil meraba-raba si otong dengan pelan. "Ya Vinaa.." jawab saya sambil membuka kondom yang sudah saya persiapkan dari tadi. Vinaa sekarang sudah melepas kaos ketatnya hingga tinggal tersisa rok mini dan CD putihnya.

"Tunggu vina, biar saya saja yang nanti melepasnya"
cegah saya saat melihatnya akan membuka roknya, dan sekarang saya juga sudah membuka pakaian dan celana panjang hingga bugil tinggal tersisa CD saja.
"Ini rahasia kita berdua lho"
bisik Vinaa sambil menatap saya tajam dan saya lihat di matanya ada keinginan yang terpendam dan sudah lama tak tersalurkan.
"Oke boss.."
jawab saya sambil menciumnya dengan hangat dan disambut dengan gemas oleh Vinaa, bahkan tangan saya dengan bebas meremas payudaranya yang kiri dan kanan secara bergantian.
Kemudian ciuman saya turun ke payudaranya dan melumatnya, menghisap bahkan menggigit putingnya hingga Vinaa merintih. Itu saya lakukan selama beberapa menit. "Sst.. mmh.. terus.. sst.. ke bawah.. dikit.. sst.." pinta Vinaa sambil merintih tidak karuan sambil mendorong kepala saya memintaku mencium dan menjilat pusarnya. Tangan kanan saya juga aktif merayap pada pahanya dan semakin naik hingga masuk ke dalam roknya dan menyentuh vaginanya yang terbungkus CD.
Saya usap-usap beberapa menit, kemudian tangan saya masukkan ke dalam CD putihnya dan mengorek-ngorek lubang vaginanya hingga mengeluarkan cairan. "Sst.. Ndri.. Aduh.. Geli.. Sst.." rintih Vinaa sambil berusaha membuka roknya.

Karena birahinya sudah cukup tinggi, saya bantu untuk membuka rok beserta CD-nya hingga Vinaa bugil dan kelihatan bodinya yang padat dan montok.
"Ayo Ndri, buka juga dong, kok bengong.."
pinta Vinaa tidak sabar sambil membuka CD saya dan keluarlah si Otong dengan tegaknya. Vinaa sampai tercengang melihat si Otong yang agak melengkung ini. Bagaimana saya tidak bengong melihat cewek cantik putih mulus dan seksi di hadapan saya dengan ukuran payudara 34B ini. Kami sama-sama bugil sekarang dan saya mengambil posisi agak berjongkok untuk menghisap vaginanya yang ditumbuhi bulu halus dan tercukur rapi, sedangkan vinaa tiduran di sofa sambil membuka pahanya agak lebar.

Iklan : Pengen Tahan Lama Kalo Ngentot? Buruan Beli Obatnya Disini!

"Lho, kok bengong"
tanya Vinaa sambil membimbing kepalaku agar lebih dekat pada vaginanya.
"Ehh.."
jawabku kaget tapi cuma sesaat karena berikutnya, vaginanya sudah saya jilat, yang pada awalnya baru pada bibir vagina dan lama-kelamaan pada lubang vaginanya mencari biji kacangnya serta menghisapnya lebih keras, bahkan bulu-bulu halusnya juga ikut tersapu dengan jilatan dan hisapan saya.
"Sst.. Oh.. Yes.. Sst.. Mmh.."
rintih Vinaa panjang sambil menggerakkan pinggulnya ke atas sampai wajah saya terbenam semua dalam permukaan vaginanya. Sementara tangan kiri saya meremas-remas payudaranya silih berganti dengan dibantu tangan Vinaa sendiri.
"Sst.. Teru.. Ss.. Ndri.. Sstss.. Mmh.. Sst.. Saya.. Kelu.. Ar.. Arkh.."
jerit Vina karena dengan tiba-tiba menjepit kepala saya dengan kedua pahanya. Rupanya Vina telah mengalami orgasmenya yang pertama karena saya tahu begitu banyak cairannya yang keluar.
"Vinaa, mau nggak isep si Otong?"
tanya saya menghentikan gerakan menghisap cairan vaginanya sambil menyodorkan si Otong padanya.
"Mmh.. Gimana ya, Vinaa belum pernah tuhh"
jawabnya sangsi karena mungkin Vinaa memang belum pernah menghisap kemaluan cowok.
"Gini, kuajarin, Vinaa lumat aja dan jilat dulu kepalanya ya"
bujuk saya sambil membimbing Vinaa duduk di sofa dan saya berdiri di hadapannya mengulurkan penis ku. Tangan kanannya saya arahkan untuk memegang penis saya dan memintanya mengocok pelan.
"Begini ya..?"
tanya Grace sambil mengocok penis saya pelan dan mengurutnya hingga si Otong semakin keras saja.

Rupanya si Vinaa cepat belajarnya, dan saya semakin menikmatinya.
"Bagus.. Sekarang kulum Vinaa.. Sst.. Ya.. Gitu.."
pinta saya lirih karena dengan cepatnya Vinaa mengulum kepala penis saya dan semakin lama semakin ke dalam hingga penis saya sampai masuk semua pada mulutnya, bahkan kadang-kadang tanpa diminta, Vinaa menjilati buah pelir saya tanpa jijik dan kembali mengulum dan menghisap penis saya dengan irama yang kadang cepat kadang pelan.
"Sst.. Udah Grace.. Cukup.."
pinta saya karena sudah tidak kuat menahan hisapan Vinaa yang semakin lama se makin liar saja.
"Ayo Ndri, Vinaa udah nggak tahan nich.."
Jawab Vina sambil memasangkan kondom pada penis saya. Kemudian Vinaa rebah telentang lagi di sofa dengan masih memegang penisku yang sudah memakai kondom dan mengarahkannya pada bibir vaginanya.

penis saya gesek-gesekkan dulu pada bibir vaginanya untuk pemanasan hingga membuat Vinaa mendesis kegelian.
"Sst.. Geli.. Ndri.. Udah masukin aja.."
"Auwh.. Sst.. Pelan.. Sst.."
jerit Visaa karena kepala kontol saya sudah masuk setengah pada vaginanya dan akhirnya masuk semua dalam vaginanya.
"Sst.. Aduh.. Mmh.. Sstss.."
rintih Vinaa begitu penis saya masuk semua dan menggoyangkan pinggulnya dengan pelan. Saya juga memompa penis saya keluar masuk vaginanya dengan perlahan dan semakin lama makin cepat.
"Sst.. Ndri.. Mmh.. Sst.. Ce.. Petan.. Sst.."
pinta Vinaa pada saya karena saya memperlambat sodokan penis saya.
"Mmh.. Nah.. Gitu.. Ter.. Us.. Ssttss.."
"Vinaa.. En.. Ak.. Nggak.. Sst..?"
tanya saya tersengal-sengal karena Vina semakin aktif memutar-mutar pinggulnya, bahkan tangan kanannya memegang pantat saya dan menekannya dengan keras hingga Penis saya semakin dalam masuk ke vaginanya.
"Sstss.. Enak.. Ndri.. Sstt.."
jawabnya lirih karena kedua tangan saya silih berganti meremas payudaranya yang kadang-kadang saya isap puting susunya bergantian.
"Sstssrtt.. Udah.. Ndri.. Kelu.. Arin.. Samaan.. Sst.."
pinta Vinaa yang rupanya sudah tidak tahan pada sodokan penis saya yang keluar masuk makin cepat diimbangi pula dengan cepatnya goyangan pinggul Vinaa.

Mimin : "Woy Mana Nih Yang Mau Ngiklan!?" Kontak Mimin!

"I.. Ya.. Vinaa.. Sst.." desis saya lirih karena saya dengan kuat juga diputar-diputar oleh pinggul Vinaa yang kencang itu hingga penis saya rasanya senut-senut dijepit oleh vaginanya. Beberapa puluh menit saya dan Vinaa melakukan making love itu dengan bersemangat hingga kepala Vinaa menoleh ke kiri-ke kanan tak beraturan. Rupanya pertahanan saya sudah akan bobol dan akhirnya saya memberi aba-aba pada Grace disertai dengan pelukan Grace yang makin kencang.
"Sst.. Ayo.. Vinaa.. Sst.."
"Ssrtrrsst.. Arkhkk.."
jerit Grace melengking sambil menjepit penis saya dengan erat, disertai sodokan penisku yang makin cepat dan akhirnya.. Crot.. croot.. croot.. Tiga kali tembakan saya muntahkan dalam vaginanya tapi masih di dalam kondom.

Vinaa akhirnya lunglai sambil memeluk saya dengan hangat.
"Hahh.. Lega rasanya.."
"Gimana rasanya Vinaa?"
tanya saya sambil membelai rambutnya yang harum itu.
"Enak gila"
jawabnya sambil tersenyum. Selama dua hari, sejak kejadian itu saya sering melakukan making love dengan Vina, bahkan sering Vina yang memulai lebih dulu. Akhirnya pada hari terakhir saya mengantar Vinaa ke bandara Selaparang.
Hari masih pagi kira-kira jam 05.25 , karena pesawatnya akan berangkat jam 07.00. Mungkin Vinaa masih ingin curhat pada saya mengenai beberapa hal.
"Wah, masih sepi ya.."
"Iya Vinaa, baru kita aja yang datang, tapi nggak apalah, kita kan bisa ngobrol"
jawab saya santai.
"Iya, ya"
Pagi itu Grace mengenakan rok jeans mini kesukaannya yang berwarna putih.

Iklan : Lo Bisa Kaya Kalo Gabung Disini!

Setelah mengobrol sekitar lima belas menit, Vinaa kelihatannya gelisah dan mengajak saya ke toilet wanita.
"Saya tunggu di sini ya"
"Udah ayo masuk, mumpung nggak ada orang"
pinta Vina sambil menggandeng tangan saya masuk ke toilet wanita itu.
Lalu kami masuk ke kamar mandi di pojok yang kosong.
Gila juga Vina, nanti kalau ada yang tahu bagaimana, pikirku. Belum sempat saya berpikir panjang, Vinaa sudah melepas celana dalamnya yang berwarna merah dan mendorong saya duduk di atas toilet modern itu.
"Eh.. Vinaa.. Gimana kalo ada orang nich"
jawab saya bingung, tapi akhirnya saya lepas juga celana jeans beserta CD saya hingga si Otong nongol dengan tegaknya.
"Sst.. Udah diam aja kamu"
jawab Vinaa sambil meremas penis saya hingga tegak sempurna.
"Tapi belum pake kondom nich"
"Nggak usah, Vina pingin yang original, ayo.."
pintanya sambil mengarahkan penis saya pada vaginanya. Saya juga membantunya dengan memegang pantatnya hingga masuk semua kontol saya pada vaginanya. Posisi saya yang duduk memangku vinaa dan vinaa berhadapan dengan saya mengakibatkan tekanan vaginanya lebih terasa.
"Sst.. Ndri.. Ayo.. Cepetan.. Sst.."
"Iya.."
jawab saya sambil dengan cepat menyodokkan penis ku keluar masuk vaginanya. Untung saja pagi itu belum ramai oleh penumpang dan toilet itu belum ada yang mendatanginya hingga Vinaa dan saya bisa making love dengan nikmat yang bercampur dengan perasaan berdebar-debar.
"Sst.. Sayang.. Cepet.. Ssrrtt.."
rintih Vinaa sambil menggoyang pinggulnya dengan liar.
"Sst.. Mmhmm.. Ssrttss.." desisnya.. vinaa.. Sst.."
desis saya lirih sambil tangan saya melepas kancing kemejanya dan masuk ke dalam BH-nya serta meremas payudaranya dengan pelan, bahkan kadang- kadang saya cium juga bibirnya yang merah basah dengan gemas, yang dibalasnya dengan ciuman yang liar juga.
"Ssrtss.. Ssttrtss.." rintih Vinaa pelan sambil mempercepat goyangan pinggulnya. Dan akhirnya kegiatan yang berlangsung kurang lebih 40 menit itu saya akhiri dengan mempercepat sodokan penis saya dengan cepat hingga akhirnya muncratlah lahar putih saya dalam vaginanya dengan keras tanpa penghalang kondom.

Iklan : Sini Gedein Burung Lo! Beli Disini!

"Sst.. Arkhkk.."
jerit Vinaa sambil memeluk saya dengan erat karena bersamaan dengan keluarnya lahar putih saya, juga keluar lahar putih dari Vinaa. Hingga beberapa saat saya dan Vinaa masih menikmati sensasi itu dengan berciuman lembut.
"makasih ya Ndri.."
"Sama- sama Vinaa, kapan- kapan main-main ke Lombok lagi ya"
jawab saya sambil membereskan celana dan baju, begitu pula dengan Vinaa yang mengganti celana dalamnya dengan yang berwarna hijau lumut. Setelah rapi, saya dan Vinaa keluar toilet untuk mengantarkan Vinaa ke tempat boarding room , dan di sanalah terakhir saya bertemu dengan Vinaa , tapi sampai sekarang kami masih berhubungan melalui TLP dan chat via BBM.

No comments