Header Ads


Adiknya Temanku Bisa Bikin Aku Begitu Sange | Bagian 2

Baca Cerita Sebelumnya << klik untuk baca cerita sebelumnya

Akhirnya Tomi tak bisa lagi menahan orgasmenya. Diujung sisa perlawanannya, Tomi tiba-tiba menjambak rambut panjang Nina dengan kencang, dan menghentakkan pinggulnya dalam-dalam. Nina yang samasekali tidak siap hanya bisa mencengkram pinggul Tomi ketika penis gagah Tomi terdorong melesak jauh kedalam tenggorokannya. Tomi dengan gilanya menggagahi tenggorokan Nina tanpa ampun, membuat Nina tersedak dan terbatuk-batuk hebat.


Bak di dalam video porno hardcore, Nina hanya bisa pasrah tenggorokannya diperkosa Tomi. Diantara keberingasan itu Nina anehnya malah makin terangsang, diam-diam ia menyukai perilaku beringas Tomi ini. Makin ia terbatuk-batuk sesak napas, makin nikmat rasanya hingga basah sendiri celana dalam nina.

“Hmmmmmhhh! Makan nih peju gue… ssshhghghggg….gggghhhhh…….”

Tomi meregang sembari membenamkan pelirnya dalam-dalam di mulut Nina. Cairan sperma Tomi yang berlimpah membanjiri rongga mulut dan tenggorokan Nina. 1,2,3,4, kali penis Tomi berkedut-kedut menyemburkan benihnya seakan mulut Nina adalah rahim yang hendak dibuahinya. Nina yang kehabisan napas, tersedak oleh pelir, dan sperma hanya bisa pasrah dalam kenikmatan. Dan ketika Tomi usai menuntaskan orgasmenya, ia mencabut penisnya serta merta dan terhuyung kebelakang terduduk di kursi komputernya lagi.

“OHOK! OHOKK!!! HOEKK!!!… FYUHHHH… aahgghhhh… ohok.. Ohok…”

Iklan : Baru Masuk Udah Crot! Bangsat! Ni Obat Buat Lo Jing!

Nina terbatuk-batuk hebat ketika paru-parunya yang nyaris meledak diisi kembali oleh oksigen. Ludah, dahak, serta sprerma kental dimuntahkan olehnya ke lantai. Nina mengelap bibirnya yang belepotan campuran berbagai cairan, dan juga mengelap butiran air matanya yang menetes ke pipi. Tomi tak lagi sanggup berdiri dan hanya bisa terduduk sembari mengelap penisnya menggunakan tissue.

“Cuhhh… hhhh…hh… brengsek lu Tom.. Hhh.hhh..” umpat Nina disela-sela napasnya masih dengan suara serak.

Tomi buru-buru bangkit dan mengambil tissue bersih demi membantu mengelap bibir nina yang masih tidak karu-karuan. Tomi dengan penuh perhatian membantu mengelap sisa-sisa kebrutalannya tadi. Nina dengan pandangan kesal melirik tajam ke arah tomi.

“Maap kak… tomi kebawa suasana.. Maap yaah .Abis kak Nina hebat banget sih nyepongnya. Tomi jadi ga kuat..” Ujar tomi sambil malu-malu
“Ga kuat sih ga kuat, tapi ga langsung deephtroat juga kali gue kan kaget. Untung aja ga keluar semua makan siang gue tadi.” dengus nina kesal.
“Iya deh maap ya kak Nin, nanti besok-besok ga gitu lagi deh.. Janji. Hehe” rayu Tomi.
“Ih, enak aja besok-besok lagi. Sorry ya.. Cukup sekali ini. Huuu..” cibir Nina sembari masih tersengal-sengal.
“Jangan gitu dong kak nih, haha. Enak kan kontol tomi? Buktinya kak Nina ngisepnya menghayati banget tadi..” ujar tomi sambil tersenyum-senyum.
“Halah, kepedean lu Tom. Namanya orang sange ya pasti menghayati lah…” cerocos Nina lagi.
“Hoooooo jadi tadi sange juga toh? Kesian dong kak nin belom keluar.. Karena Tomi baik, sini gantian Tomi bantuin, Kak.” goda Tomi sambil tersenyum-senyum girang.
“EH EH mo ngapain lu Tom? Ih lepass!”
Tomi segera merengkuh tubuh nNina dan merebahkannya ke kasur. Terasa kini oleh Nina betapa badan tomi yang jauh lebih besar ketimbang tubuhnya dan dapat dengan mudah menahannya di kasur. Tomi dengan agak memaksa menciumi telinga dan leher Nina. Bahkan tangannya Tomi juga kini ikut menggerayangi dada nina.

Iklan : Ga Punya Duit? Cewe Mana Mau Nempel Jir! Sini Gabung!

“Tom.. Tom udah Tom udah, iya iya ampun ampun. Oke oke damai pliss..” mohon Nina berusaha menghentikan serangan Tomi.

“Kenapa kak Nin? Hmmmm…mmmuach… kan Tomi cuman pengen bantuin kak Nina aja, ga enak dong Tomi tadi udah keluar duluan kak Nina belom.. Mmmmwach..” ujar Tomi terus menyerang tengkuk Nina. Nina merasakan penis Tomi sudah agak mengeras lagi menyenggol pahanya.

“Oke, oke deh, lo boleh bantuin dengan satu syarat.. Tapi lo jangan masukin ya tom. Lo jilatin aja ya… okeee? Hmmm..” kilah Nina berusaha menghindar, Nina merasa terpaksa menyerah ketimbang Tomi terus menyerangnya dan malah membuat dirinya makin lengah.

“Hmmmm.. Muach.. Okedeh… hehe. Sini kak Tomi jilatin kak.” ujar Tomi bersemangat beranjak melepaskan cengkramannya.

Nina menghela napas mengatur napasnya lagi. Nyaris saja Nina pasrah oleh serangan Tomi. Tomi nampak begitu bersemangat tersenyum-senyum membuat Nina geleng-geleng kepala. Nina dengan agak ogah ogahan menanggalkan roknya hingga jatuh ke lantai. Ia rapatkan pahanya dalam-dalam agar Tomi tidak bisa melihat bercak basah di celana dalam pink nya.

“Eh, eh, kak kok langsung sih? Nanti dong santai.. Hehe. Tomi pengen jilat yang ini dulu..” Ujar tomi seraya meraba payudara Nina. Sialan pikir Nina, kali ini malah keadaan berbalik dirinya yang dimanfaatkan Tomi.

Dengan masih tersenyum-senyum cabul, Tomi merabai payudara Nina. Ditariknya lagi Nina hingga ia jatuh terduduk diatas kasur. Tomi dengan lembut menjawil puting susu Nina dari balik bra.

“Eghmmm..”

Nina menahan bibirnya rapat-rapat agar tidak kelepasan mendesah. Tomi tentu tak akan pikir dua kali untuk memanfaatkan Nina habis-habisan. Kini dua telunjuk Tomi bermain di kedua puting susu Nina yang kenyal. Nina tetap berusaha cool duduk di tepi ranjang. Tomi beralih kebelakang Nina, dan mulai mencubit pelan dan memuntir-muntir puting nina lembut. Untunglah pikir Nina, karena Tomi jadinya tidak bisa melihat ekspresi Nina yang mulai agak terpejam-pejam dimainkan putingnya oleh Tomi.

Iklan : Biar Kaya, Mending Gabung Sini! Biar Cewe Pada Mau Sama Lu!

Tomi terus memancing desahan Nina untuk keluar. Dari posisi belakang, Tomi dengan diam-diam kembali menciumi leher Nina penuh nafsu. Nina tak kuasa menggelinjang merinding tatkala Tomi mempermainkan tubuhnya seperti itu. Secara naluriah Nina melingkarkan lengannya kebelakang merangkul leher Tomi. Tomi begitu girang melihat gelinjang manja tubuh Nina dipelukannya. Selama ini dia hanya bisa bermimpi bercinta dengan wanita lebih tua, dan sekarang khayalannya jadi kenyataan, apalagi dengan Nina teman kakaknya yang paling seksi dan menjadi imajinasi onaninya selama ini.

“Mhhmm.. Tom, gila ah tom geli banget gue….” ceracau Nina dalam kenikmatan.

Tomi dengan giatnya terus mencubit, menjawil, mengusap, dan menarik puting Nina yang makin kenyal. Lidahnya menari-nari dileher dan kuping nina membuatnya bergetar keasyikan. Nina tak habis pikir bagaimana anak smp ini bisa mencumbuinya sebegitu hebat seperti kekasihnya sendiri.

Kemudian secara perlahan sebelah tangan Tomi merayap kebawah dan membelai paha nina. Nina yang sudah tipis kesadarannya hanya mengikuti bimbingan tangan Tomi untuk membuka kedua pahanya. Tomi mendesis gemas merasakan hangat dan basahnya celana dalam Nina. Nina menoleh kearah Tomi dan segera memagut bibir tomi penuh nafsu ketika jemari Tomi merabai kemaluannya lembut.

“Ahh.. anget banget kak. Enak ya dimainin Tomi?” tanya Tomi mesra.

Nina menjawab dengan pagutan yang sangat mesra di bibir Tomi sembari badannya menggigil merinding ketika Tomi terus menjamahi kemaluannya. Tomi yang juga sudah gemas menelusupkan tangannya masuk kedalam celana dalam Nina. Nina yang kalap menjambak rambut Tomi dan menciumnya makin dalam ketika jemari Tomi mengusap bibir vagina nina yang berlendir.

“Ssshh.. Itilnya tom, itilnya mainin plis..” Mohon Nina.
“Ini yah? Ini kak? Hmmm?”
“Aggghhh Tommm….”

Nina meringis penuh kenikmatan sewaktu ujung jari tengah tomi menelusup diantara celah vaginanya dan mencolek tonjolan berkerudung di sudut atas kemaluannya. Badan nina bergetar seakan dialiri listrik dari ujung kepala hingga ujung kaki manakala Tomi menjawili mesra klitoris Nina. Kini bahkan kedua kaki nina berjinjit mengangkang di pinggir kasur membuat Tomi makin leluasa mengerjainya.

“Ahmmm… gila Tom enak bangettt.. Terusin tomm… kocokin memek gue tommm…”

Tomi segera memasukkan jari tengahnya kedalam rongga kemaluan Nina. Sangking basahnya dengan mudah jari Tomi menelusup masuk. Tomi baru kali itu merasakan bentuk isi vagina. Sungguh licin, berdaging, dan tentu saja basah. Tomi mengorek-ngorek penuh rasa ingin tahu isi dalam vagina Nina. Kini posisi mereka berdua kembali berpindah, Nina merebahkan diri diatas kasur mengangkang sementara tomi diantara kedua kakinya terus mengorek-ngorek vagina Nina.

“Tooom.. Gilaa…Tommm…auhh terus Tommm…. Mhmhh..”

Nina merengek-rengek liar ketika Tomi memasukkan jari kedua kedalam vagina nina dan kemudian menyeruput klitoris Nina dengan sedapnya.

“Shrrrrppppppptttt…..”

Nina menggelinjang binal dibuatnya. Disodok-sodokannya jari Tomi kedalam vagina Nina dengan beringas.

“YESH!! UGHH FUCK.. Kasarin gue Tom, kasarin Tomm.. Ouggghhh fuck me!”

Iklan : Gedein Titit Lu Mendingan Pake Ini!

Tomi tersenyum girang luar biasa mendengar teriakan garang Nina ketika ia menyodokkan tangannya dengan kasar. Tomi merasa kedua jarinya diremas-remas kencang oleh dinding vagina nina. Nina mengerang seperti anjing sekarat ketika tanpa diduga-duga Nina menyemburkan cairan encer dari dalam kemaluannya. Tomi terbelalak kaget ketika nina terus menerus mengencingi tangan dan kasurnya habis-habisan hingga kasurnya basah menggenang.

Dan akhirnya Nina melepaskan jepitan pahanya dan melepaskan tangan Tomi yang basah kuyup hingga ke lengannya. Baru kali itu Tomi merasakan sendiri sensasi squirting yang selama ini hanya bisa ia tonton di film bokep. Nina megap-megap mencari napas sehabis mengeluarkan orgasme yang begitu dahsyat. Tomi membiarkan Nina beristirahat sejenak mencari udara dan menikmati sisa sisa klimaksnya. Hingga akhirnya Nina kembali sadar dan melirik lembut kearah Tomi.

“Sini Tom..” Panggil nina lembut.

Tomi mendekat diatas tubuh Nina dan kemudian secara naluriah nina melingkarkan kedua kakinya di pinggang Tomi, dan mencumbui bibir tomi mesra. Nina sendiri merasa takjub Tomi bisa membuatnya orgasme sekencang itu. Bahkan kekasihnya sendiripun jarang-jarang bisa membuatnya seperti itu.

“Belajar darimana lo kaya gitu? Kebanyakan nonton bokep lu ya.. Hihi.” Ujar Nina sembari tetap mendekap manja Tomi.
“Hehe, iya dong tapi ada untungnya kan? Buktinya Tomi bisa bikin kak Nin muncrat ampe segitunya..” kelakar Tomi.
“Huu.. hoki lu bisa bikni gue begini.. Cowo gue aja gabisa. Mmwachh..” Ujar nina lagi sembari kembali mencumbu Tomi manja.
“Haha.. berarti lebih jago Tomi dong dari pacarnya kak Nina? Kalo gitu pacaran sama Tomi aja kak.. Tomi entot tiap hari deh janji..” rayu Tomi nakal.
“Haha geer lu Tom, emang siapa yang mau dientot sama lo?”
“Yakin gamau dientot kak? Udah keras lagi nih kak… tinggal bless aja..”

Tomi terus merayu nina sembari menggesek-gesekkan penisnya ke bibir vagina nina. Sesekali kepala penisnya menggesek klitoris Nina membuat Nina kembali menggelinjang geli. Terkadang bahkan kepala penisnya menggoda nyaris merangsek masuk kedalam vagina Nina yang sudah merekah dan sangat licin. Sembari keduanya terus bercumbu mesra tidak memperdulikan waktu.

“Emang lu bisa masukin tom? Yakin ga salah lobang?” goda Nina sambil tersenyum genit.
“Wah meragukan nih. Bener ya? Tomi masukin nih… hmmmmm..”
“Coba aj–eggngnggghhhh….”

Nina seketika meringis ketika kepala penis Tomi masuk tepat sasaran kedalam vagina nia masih dalam posisi mereka tetap berpelukan seperti tadi. Tomi tersenyum penuh kemenangan melihat Nina meringis keenakan. Hanya dengan sekali dorong, setengah penis tomi sudah merangsek masuk kedalam liang vagina Nina. Tomi merasa birahinya naik lagi dengan cepat merasakan sensasi kenikmatan yang baru kali ini ia rasakan seumur hidup. Semua kenikmatan onani yang ia rasakan tak sebanding dengan nikmatnya vagina asli.

“Tomiii.. kok langsung masuk sihhh.. kak Nina belom siap..” Protes Nina dengan manja. Nadanya sangat lembut tak seperti yang tadi-tadi.
“Tadi kak nina nantangin.. sshhh.. Tomi masukin lagi yah? ughh..” ujar tomi mendesis-desis keenakan penisnya dijepit vagina Nina.

Iklan : Ga Punya Duit? Sini Gabung Biar Lo Kaya!

Tomi dengan perlahan menggerakan pinggulnya maju menekan penisnya masuk lebih dalam ke vagina Nina. Nina merengkuh leher Tomi kencang merasakan batang kokoh itu masuk semili demi semili kedalam rongga kemaluannya. Hingga akhirnya dirasa batang penis Tomi tertanam seluruhnya dalam vagina Nina. Tomi berdiam sejenak menikmati sensasi seluruh penisnya yang terbungkus rongga vagina Nina. Begitu juga Nina yang menggeliat-geliat merasakan vaginanya penuh sesak oleh penis Tomi. Terasa begitu nikmat selisih diameter antara penis Tomi dibanding milik kekasihnya, dimana vagina nina belum pernah merenggang selebar itu sebelumnya.

“Gede banget Tom…” bisik Nina tanpa sadar oleh rasa takjub. Tomi jadi besar kepala mendengar pujian seperti itu, apalagi ini adalah pengalaman seks dia yang pertama.

Dengan percaya diri tomi mulai menggenjot Nina dibawahnya. Tomi dengan cepat mampu beradaptasi dan menggerakkan pinggulnya maju mundur berirama.

POK.
POK.
POK.
POK.
POK.

Bunyi tamparan daging bertemu daging menggema di ruangan. Diselingi juga bunyi nafas tersengal-sengal dan desahan lirih manja dua insan yang bersama-sama mereguk kenikmatan. Tomi dengan fokus menghantamkan pinggulnya maju mundur, membuat Nina dibawahnya makin kalang kabut. Keringat menetes deras di tubuh mereka, begitu juga cairan pelumas yang merembes makin banyak keluar dari sela-sela bibir kemaluan Nina.

“Sshh.. sini kak nNin gantian kak, entotin tomi yah.. hehe..” Ujar Tomi sembari merengkuh badan Nina.

Masih dalam posisi missionary, Tomi merengkuh badan Nina yang masih agak setengah fly. Kini posisinya Nina duduk dipangku diatas Tomi berhadap-hadapan dengan Tomi berada dibawah. Nina dengan cepat beradaptasi dan mulai menggerakkan bagian bawahnya yang masih tertancap penis Tomi.

“Ughhh.. dalemm..” bisik Nina manja.

Dalam posisi berpangkuan seperti itu terasa penis vertikal Tomi menancap dalam. Nina mulai menggerakkan pinggangnya naik turun sekenanya karena masih lemas terasa pahanya. Tomi dengan sabar memegangi kedua bongkah pantat nina dan membimbingnya bergerak naik turun. Dengan giat Nina menunggangi Tomi sambil terus meracau dan mendesah.

Tomi yang masih belum puas bermain dengan Nina, menggiring Nina ke pinggir kasur dan mengaitkan kedua tangannya dibawah kaki nina. Nina yang lemas hanya bisa pasrah kebingungan ketika Tomi serta merta dengan gagahnya menggendong Nina didalam dekapannya.

“Ahhg Tomm, mo ngapain..?”

Tomi tak menjawab dan hanya langsung memposisikan penisnya lagi di bibir kemaluan Nina. Dengan sekejap Tomi kemudian mampu melesakkanya lagi dalam-dalam ke kemaluan Nina masi dalam posisi berdiri menggendong Nina seperti itu.

“AUGH!!”

Nina melolong antara ngilu dan nikmat ketika Tomi lagi-lagi menghantamkan pinggulnya kedepan. Nina hanya bisa berpegangan kuat-kuat di leher Tomi saat badannya terayun-ayun kedepan dan belakang. Memanfaatkan gravitasi, Tomi mengayun Nina maju mundur. Badan Nina terombang-ambing terus menerus dihantam oleh Tomi yang beringas seperti kuda liar. Baru terasa oleh Nina betapa tTomi sudah jauh berbeda dari yang dulu. Bocah kecil ingusan itu kini telah berubah menjadi pria dewasa yang mampu mempermainkan dirinya seperti boneka seks dengan mudahnya.

Iklan : Barang Khusus Dewasa Nih Jing! Mending Lo Beli!

Nina bergetar kejang-kejang manakala kemaluannya kembali mulai berkedut kencang, menandakan dirinya nyaris mencapai orgasme lagi. Nikmat yang menjalar di seluruh bagian bawah tubuhnya, ditambah lagi posisinya yang masih mengangkang dalam gendongan tomi makin membuat kakinya mati rasa. Sedangkan Tomi masih dengan gagahnya menggendong Nina dalam posisi berdiri. Badannya yang berotot berkilat-kilat oleh derasnya keringat yang mengucur.

“Tom.. Tomii… TOMI!!”

Nina memekik kencang memanggil nama Tomi manakala akhirnya banjir deras dari dalam rahim Nina kembali tercurah kencang. Pinggul dan pantat nina mengejan-ngejan dan meliuk-liuk manakala curahan air kembali menyembur dari sisa-sisa sela pinggir vaginanya yang tertancap keras batang Tomi. Tomi dengan santai menikmati tumpahan air yang mengalir membasahi paha hingga kakinya. Tomi tersenyum melirik ekspresi Nina yang begitu keenakan diterjang orgasme, matanya terpejam-pejam dan bibirnya setengah menganga dengan rambut terurai basah oleh keringat.


Tomi dengan perlahan kembali menelentangkan Nina di kasur yang nyaris melorot karena tak sanggup lagi menyangga dirinya di pelukan Tomi. Nina yang masih mengambang diantara kesadaranya hanya bisa terkangkang pasrah lemas diatas kasur. Baju seragam putihnya sudah kusut tak karuan, seperti pula rambutnya yang kusut oleh keringat. Vaginanya yang senantiasa masih berkedut menggembung, yang meski masih mengkilat basah, namun merah merona oleh sodokan tak henti-henti dari tomi. Tomi dengan bangga menyaksikan hasil kemenangannya atas Nina, melihat dirinya yang terkulai lemah seperti pelacur yang habis diperkosa semalaman. Gairah tomi kembali bergelora ketika membayangkannya.

“Kok udah lemes? Masih belom selesai loh. Tomi masi belum keluar lagi nih..” Ujar Tomi seraya membaringkan badan disebelah Nina dan mengelus rambutnya yang berantakan. Nina mendengking pelan menghindari usapan tangan Tomi di kepalanya seolah berusaha menampik rayuan Tomi, badannya terasa sangat lelah, dan selangkangannya terasa amat pegal. Rasanya nina enggan untuk meladeni nafsu bejat Tomi yang ternyata diluar dugaan nina itu. Dengan gemas tomi menjambak rambut Nina dan berbisik kasar.

“Ayo. Gue masih pengen ngentotin memek lo nih. Mmmmuach..” Ujar Tomi dengan nada mengancam seraya mencium paksa bibir Nina. Nina seketika ciut mendengar perkataan Tomi barusan. Ia tak menyangka Tomi bisa membuatnya ketakutan seperti itu.

“Mmmggghh..! Udah Tom.. Please..” Mohon nina sepenuh hati. Didorongnya Tomi menjauh melepaskan ciuman mereka. Namun Tomi yang kini sudah berubah menjadi hewan buas, tak mengindahkan permohonan Nina. Tomi kemudian besimpuh dan dengan garangnya ia menarik kepala nina untuk menyuapkan batangnya yang masih keras kedalam mulut nina.

“MMFHGHGHHH!!”

Nina kembali gelagapan dipaksa menelan batang pelir tomi yang masih tegak perkasa. Dengan gagahnya Tomi mengangguk-anggukkan kepala Nina, memaksa penisnya keluar-masuk dengan kasar di mulut nNina.

“MMHHGHFFGG…MMMGGMHFF…MMH–FWAAHHH…”

Setelah puas melicinkan penisnya dengan liur Nina, Tomi pun mengangkat badan Nina hingga Nina bersimpuh didepannya. “PLAKKKK!!” tamparan keras mendarat di bongkahan pantat Nina. “Anngggghh!” Nina meringis merasakan rasa panas di bokongnya. Lagi-lagi dengan gagahnya Tomi meraih pinggul Nina, dan dengan tanpa ampun Tomi menelusupkan batangnya kembali kedalam kemaluan Nina dengan kasar.

“NNGGHHH!”

Nina mendengus ngilu ketika dalam sekejap seluruh batang penis Tomi kembali bersarang dalam kemaluannya. Tanpa basa-basi tomi segera menggenjot kemaluan Nina sekua-kuatnya dan sekencang-kencangnya.

PLAK!
PLAK!
PLAK!
PLAK!
PLAK!
“Annnnghhhhhh ammmpuunn tommmm.. Amp–ngaaahhh!”

Nina terjungkal-jungkal kedepan seperti boneka tak bernyawa dipacu liar oleh Tomi. Tomi dengan buasnya menghantam nina tanpa ampun, seakan-akan memang tengah memakai pelacur murahan. Dalam keadaan seperti itu nina malah kembali merasakan birahinya kembali naik. Diam-diam Nina juga ikut menikmati sensasi kasar ala Tomi terhadap dirinya yang baru pertama kali ini ia rasakan seumur hidupnya. Selama ini kekasihnya selalu bercinta dengan sangat lemah lembut, dan jujur membuat nina agak bosan. Perilaku kasar dan beringas tomi ini berbeda 180 derajat dari yang biasa ia rasakan, dan anehnya Nina malah lebih menikmatinya.

Tomi meraih rambut Nina lagi dan menjambaknya kebelakang seperti tengah menunggangi seekor kuda. “Ahhhhhgg!” nina meringis dan mendongak mengikuti tarikan rambutnya. Tomi berdesis-desis menikmati tunggangan liarnya itu, sang kuda binal yang selama ini hanya jadi objek masturbasinya belaka.

“Shhhh..aahhh…ssshhhh……sshhhhhhh…..uuuhhhh….yeaaahhh…”

Kini Tomi bahkan meraih leher nina dan mencekiknya hingga badan Nina ikut tertarik kebelakang Posisi badan mereka kini sama-sama berlutut dengan Tomi masih terus menghajar Nina dari belakang tanpa ampun. Tomi mencekik leher Nina kuat sembari lidahnya menyapu dan menghisap telinga nina dari belakang.

Iklan : Lo Bisa Ngentot Kapan Aja Kalo Banyak Duit! Sini Cari Duit Dimari!

“Hmmmghh.. Sshh.. enak kan kak Nina? Hmm? Enak ngga Tomi entotin gini?!” Bisik Tomi seraya masih tetap tangannya melingkar di leher Nina. Nina yang kembali melayang-layang diterpa kenikmatan hanya bisa mengangguk lemah dengan mata setengah tertutup. Sebelah tangan Nina bahkan melingkar kebelakang seolah berusaha memegangi pantat Tomi, tak rela apabila Tomi mengendurkan genjotannya. Nina begitu larut dalam kenikmatan hingga tak lagi mampu berkata-kata.

“Mau ngga Tomi entotin tiap hari gini? Hah? Mau ngga? Jawab gue, perek!” Bisik Tomi kasar. Panggilan kasar itu seakan melecut Nina semakin keenakan. Semakin kasar Tomi, semakin birahi Nina berkobar.
“Agh-agh-agh-m-mau-To-Tom-agh-agh-agh” Jawab Nina terbata-bata akibat guncangan kasar Tomi menyetubuhi dirinya.
“Shh–aah… kalo gitu-shh–terima nih.. P-peju gue.. Urghhh!!”

Tomi dengan serta merta tak lagi berusaha menahan laju orgasmenya. Bendungan sperma yang sedari tadi ia tahan, ia curahkan semua kedalam rahim Nina. Nina dengan syahdu menerima semburan demi semburan cairan panas didalam liang kemaluannya, hingga titik terakhir. Dan akhirnya mereka berdua pun ambruk saling bertindihan. Dan tak lama keduanya sama-sama memejamkan mata dan terlelap.

Nina terbangun kaget dan langsung terduduk. Rasanya ia seperti baru terbangun sehabis minum semalaman. Badannya terasa remuk namun ia juga merasa amat segar. Diliriknya handphone nya yang tergeletak jatuh ke lantai. 12 Misscall, dan puluhan pesan masuk dari kekasihnya. Ia sama sekali lupa dengan kekasihnya yang tak kunjung mendapat kabar sedari tadi. Sejenak ia panik hendak beralasan apa nanti kepada kekasihnya, mana mungkin ia mengaku sehabis bercinta dengan adik temannya sendiri? Namun ketika ia menoleh kesamping, ia melihat Tomi yang masih terlelap. Sekelebat aksi bercinta mereka selama 2 jam tadi kembali merasuk dalam ingatan Nina. Dan entah mengapa Nina jadi tidak perduli dengan semua urusan yang lainnya. Dikecupnya bibir Tomi lembut sambil ia tersipu malu dan Nina pun kembali merebahkan diri disebelah Tomi.

“Mhh.. kenapa kak Nin? Dah bangun?” Ujar tomi yang setengah tersadar.
“Ngga, gapapa. Tidur lagi gih..” Balas Nina manja, sembari merengkuh kekasih barunya itu didalam pelukannya.

TAMAT

No comments